7 September 2012

Gowes Ke Pantai-Pantai Gunung Kidul (Bikepacker)

Libur lebaran yang panjang biasanya dimanfaatkan banyak orang untuk berekreasi. Aku dan Azis (adikku) juga akan memanfaatkan waktu ini untuk berpetualang dengan sepeda kami. Jika biasanya aku bepergian dengan naik kereta, bus, motor atau numpang truk, kali ini aku bepergian dengan cara bikepacking. Bersama adik dan sepupuku, Danu, kami akan gowes sepeda ke daerah Gunung Kidul, Jogja. Gunung Kidul adalah sebuah wilayah Kabupaten di Provinsi Yogyakarta. Daerah ini terkenal dengan tanahnya yang gersang. Namun meski gersang Gunung Kidul menyimpan begitu banyak potensi wisata, seperti pantai-pantainya yang indah, goa-goa dengan sungai di dalamnya, serta kerajinan khas. Potensi wisata inilah alasan kami memilih Gunung Kidul  sebagai tujuan kami kali ini. Dan ini adalah salah satu petualangan yang sudah lama ingin kami lakukan bersama. 
start: azis-danu-aku


Tanggal 21 Agustus 2012, pukul 04.00 pagi aku dan Aziz sudah bangun. Kami gantian untuk mandi, setelah itu solat subuh. Semua barang dan perlengkapan sudah kami packing malam sebelum tidur. Pukul 05.00 Danu datang lalu kami sarapan bersama. Ibuku sudah bangun pagi-pagi untuk membuatkan kami sarapan. Pukul 05.30 kami pamit berangkat pada orangtuaku. Start dari rumahku di Tuban Kidul, Gondangrejo, Karanganyar, melewati Jl. Raya Solo-Purwodadi menuju arah Solo. Sekitar 1 jam perjalanan kami sampai di Keraton Surakarta kemudian melanjutkan perjalanan melalui Alun-Alun Kidul Keraton menuju Jl. Solo-Sukoharjo. Sekitar jam 08.00 kami tiba di Alun-Alun Sukoharjo. Di sini kami beristirahat sebentar kemudian lanjut gowes ke arah Tawangsari. Jalanan mulai ramai oleh kendaraan bermotor , sinar matahari juga mulai terik. Jalan yang kami lalui mulai naik-turun.
keraton Surakarta


Sekitar pukul 11.00 kami mulai memasuki wilayah Gunung Kidul. Panas matahari tambah menyengat, apalagi daerah Gunung Kidul memang terkenal gersang. Tanah-tanahnya kering, di kiri-kanan jalan banyak terdapat pohon-pohon jati yang meranggas. Pukul 12.00 siang kami tiba di daerah Semin, di sini kami mencari warung makan dan masjid untuk sholat. Azis sempat mengganti rantai sepeda di bengkel dekat masjid karna ada masalah dengan rantai sepedanya. Pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan,sering kami harus menuntun sepeda karena tak kuat menaiki tanjakan. Dari daerah Semin kami menuju daerah Karangmojo terus lanjut ke arah Wonosari. Jalan lebar dan halus, tetapi tetap naik turun dengan tanjakan-tanjakan yang memaksa kami turun dari sepeda. Kami sering sekali istirahat, maklum kami bukan pembalap Tour de France, hehe.. Bahkan setiap waktu sholat kami istirahat lebih lama sambil tiduran dulu di teras masjid.
masuk kabupaten Gunung Kidul


Selepas Ashar kami melewati daerah Wonosari menuju Tepus. Jalanan sempat macet karena banyak wisatawan yang melalui jalan ini untuk pulang. Ke arah Tepus jalan penuh dengan tanjakan yang melelahkan. Magrib tiba, kami belum juga sampai di pantai tujuan kami. Habis magrib kami lanjut gowes malam hari tanpa lampu senter di sepeda kami. Kami hanya memakai lampu tanda di belakang sepeda. Setelah melewati Tepus kami tiba di pertigaan, ke kiri adalah arah ke Pantai Siung dan Pantai Indrayanti, sedangkan ke kanan adalah arah ke pantai Sundak, Pantai Krakal dan Baron. Kami mengambil arah ke kanan menuju Pantai Sundak yang masih berjarak 5 Km lagi. Perjalanan malam sangat menegangkan. Jalanan gelap gulita dengan turunan dan tikungan tajam. Kadang kami harus saling teriak untuk memberi tanda kalau ada belokan. Sampai akhirnya sekitar jam 20.00 suara ombak sudah terdengar. Akhirnya kami tiba di Pantai Sundak. Kami senang sekali bisa sampai dengan selamat setelah ± 15 jam perjalanan dari rumah.
camping

pantai sundak


 Kami langsung membuka tenda dan masak untuk makan malam. Kami sudah sangat lapar setelah gowes seharian. Pantai Sundak cukup indah dengan pasir putihnya, di sini juga ada camping area yang cukup luas. Fasilitas wisata juga sudah cukup lengkap. Tapi sayang musim liburan ini malah membuat pantai tambah kotor karena kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan agar pantai tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Malam, kami harus tidur untuk memulihkan tenaga. Esok perjalanan masih panjang.


Pagi, kami bangun dengan semangat, tapi ternyata air laut sedang surut jadi di pantai hanya terlihat karang-karang. Akhirnya kami memutuskan untuk menyusuri pantai ke arah barat. Kami langsung packing dan siap menggowes sepeda lagi. Gunung Kidul benar-benar kaya dengan objek wisata. Kami sempat mampir ke Pantai Sadranan lalu menyusuri tepian pantai Krakal, terus ke arah barat menuju pantai Baron. Di sepanjang jalan menuju pantai Baron sebenarnya banyak pantai yang dilewati, tapi kami tidak sempat mengunjunginya karena waktu yang terbatas. Diantara pantai yang kami lewati antara lain Pantai Sepanjang, Watukodok, Drini dan Pantai Kukup. Sekitar pukul 08.30 kami sampai di Pantai Baron, pantai ini cukup terkenal di daerah Gunung Kidul. Di sini terdapat aliran sungai air tawar yang berasal dari Goa Kalisuci dan bermuara langsung ke laut di Pantai Baron ini. Kami sempat mandi di sini. Semakin siang pengunjung Pantai Baron semakin ramai. 
pantai sadranan


pantai krakal

pantai baron


Pukul 11.00 kami meninggalkan Pantai Baron, kembali menyusuri jalan raya dengan sepeda kami. Matahari memang menjadi musuh utama kami. Panasnya yang menyengat sangat menguras energi, membuat kami boros air minum. Perjalanan pulang ini sama melelahkannya dengan saat berangkat. Tanjakan-tanjakan tajam seakan tak ada habisnya, memaksa kami harus menuntun sepeda di bawah terik matahari. Untung semangat kami tidak pudar, walau sudah jarang terlihat senyum di wajah kami karna terlalu lelah, hehe..


Kami terus gowes melewati daerah Paliyan, menuju Playen lalu lanjut ke Pathuk melewati jalan raya Jogja-Wonosari. Di perjalanan pulang kadang kami meminta air minum ke rumah penduduk atau pos polisi. Penilaian bahwa orang-orang Indonesia itu baik dan ramah adalah benar, kami merasakannya sendiri.  Magrib kami baru sampai di daerah  Pathuk, melewati Bukit Bintang sambil sesekali melihat pemandangan lampu-lampu kota Jogja yang indah dari ketinggian. Turunan dan tikungan tajam kami lewati dengan senang hati sekaligus sedikit was-was karena jalanan macet .
sungai dari goa kalisuci

di jalanan


Akhirnya kami tiba di daerah Piyungan dan ishoma di daerah ini. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju Prambanan, melewati objek wisata Candi Prambanan. Lalu lanjut ke daerah Klaten, di sini kami senang karena jalanan mulai datar dan tak ada lagi panas matahari karna telah digantikan angin malam. Dari Klaten terus melewati Jl. Raya Solo-Jogja sampai Kartasura. Dari Kartasura  kami ambil arah kiri ke bandara, terus belok kanan ke arah Pandean, lanjut ke Kalioso melewati jalan di perkampungan . Sampai akhirnya jam 01.30 tanggal 23 Agustus kami tiba di rumah. Lelah, cape, pegal semua terasa di badan. Tapi kami menjalani petualangan ini dengan hati yang senang. Aku teringat ucapan Gola Gong : Dunia adalah sebuah buku, dan mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman saja.


Rute Perjalanan :
Kalioso-Solo-Sukoharjo-Tawangsari-Semin-Karangmojo-Wonosari-Tepus-Pantai Sundak-Pantai Sadranan-Pantai Krakal-Pantai Baron-Paliyan-Playen-Pathuk-Piyungan-Prambanan-Klaten-Kartasura-Bandara-Pandean-Kalioso.


Ucapan terimakasih :
-Tuhan YME
-Azis dan Danu (saudara dan teman perjalanan yang jarang mengeluh)
-Orangtuaku
-Orang-orang baik yang kami temui dalam perjalanan