7 April 2015

Warung Bakmi Genova (kedai makan rasa vespa)



Aku menikmati tiga hari berada di kota Magelang, merasakan kesejukan kota seribu bunga itu. Hampir di setiap sudut jalan di kota itu dihiasi dengan tanaman-tanaman, menjadikan kota itu terlihat asri.
Kota yang terletak di sebelah barat gunung Merapi ini memang sangat panas jika siang. Tapi adanya bukit Tidar di tengah kota yang masih rimbun dengan pohon-pohon cemara dan pinusnya membuat Magelang terasa adem. Alun-alun kotanya yang bersih menjadikannya tempat yang nyaman untuk nongkrong masyarakat,terutama anak-anak muda.

Selama di Magelang aku menginap di rumah Mas Wawan dan Mbak Een. Mereka berdua adalah pasangan penggila vespa. Mempunyai sebuah bengkel vespa kecil dan bergelut di usaha jual beli vespa juga. Empat anak perempuannya pun diberi nama dengan nama-nama khas vespa. Anak terakhirnya yang berumur 8 bulan diberi nama Venesa Piaggio Genova,keren kan :-). Rumah sederhanya yang berada di antara gang-gang sempit itu menjadi tempat ngumpul pemuda-pemuda yang juga hobi naek vespa. Semua yang suka ngumpul disitu sudah terbiasa makan,bahkan tidur di rumah sederhana itu. Tapi semua harus  bertanggung jawab soal kebersihan rumah. Mas Wawan dan Mbak Een tambah senang jika kedatangan tamu dari luar kota. Termasuk ketika aku datang,disambut dengan sangat ramah.

Usaha inti pasangan itu sebenarnya adalah di bidang makanan. Setiap malam mereka berjualan di tepi  tikungan jalan dekat rumahnya dengan gerobak dan tenda terpal. Tapi menu makanan yang mereka jual ini tetap makanan rasa vespa..hehe.
Untuk para penggemar vespa pasti akan kaget mendengar nama menu-menu makanannya yang unik dengan nama-nama vespa. Menu andalannya adalah Nasi Goreng Lambretta dan Nasi Godhog Grand Turismo, ini adalah makanan khas Magelang, hanya namanya saja yang dibikin serasa Eropa. Mungkin saking tergila-gilanya mereka dengan vespa. Di gang sempit sebelah rumahnya saja berjajar beberapa vespa kesayangan mereka.

Tiap hari kedai makan mereka selalu rame, pembelinya gak hanya dari pencinta vespa,tapi dari semua kalangan. Di kedai makan sederhana itu dipajang foto-foto touring vespa mereka,bahkan fotoku juga ikut menghias kedai itu. Pembeli yang datang pasti akan penasaran melihat-lihat foto-foto itu.
Yang unik lagi dari kedai makan ini adalah cara memasaknya yang masih menggunakan arang dengan tenaga kipas tangan manusia. Pemuda-pemuda kawan Mbak Een yang sering nongkrong disitu sering membantu mereka berjualan dengan memainkan kipas tangan itu. Mereka sekalian belajar berjualan, karena Mbak Een tak pelit juga soal resep untuk kawan-kawannya yang ingin berwirausaha.

Setiap hari antrian pembeli selalu sabar menanti pesanan mereka dimasak. Karena Mbak Een melayani pembeli satu porsi sekali masak. Jadi setiap pembeli datang dia akan memberi tahu berapa antrian yang harus ditunggu. Para pembeli pun akan sabar menunggu.
Soal rasa, aku sudah mencicipinya, mantap pokoknya. Selera pedasnya pun bisa minta sesuai keinginan, ada level biasa, sedang, pedas, super pedas, dan bahkan ada yang minta pedas manis, seru juga kan rasanya..hehe.
Karena aku tidak begitu memahami soal kuliner,aku gak bisa bercerita banyak soal komposisi ataupun rasa, lebih baik jika penasaran dengan menu-menu makanan di kedai makan yang diberi nama Warung Bakmi Genova ini, datang langsung saja kesana. Letaknya di daerah Gelangan, dekat Lapangan Rindam Diponegoro. Dan rencananya akan membuka cabang di Jogja, semoga segera terwujud.

Terima kasih untuk keluarga Mas Wawan dan Mbak Een, kawan-kawan yang suka nongkrong disana juga. Dan Genova yang akrab dipanggil Neo yang selama 3hari disana aku gendong tiap pagi :-). Semoga kedai makannya tambah rame.

07/0402015