28 Maret 2016

Kiri-Manusia-Kanan


Kiri-Manusia-Kanan


Jika kau takut pada hitam,
apa putihmu adalah kesucian?
Jika kau takut pada bawah,
apa atasmu adalah kekuasaan?
Jika kau takut pada kiri,
apa kananmu adalah kebenaran
Jika kau takut pada salah,
apa benarmu adalah kemutlakan?



Jalan hidup setiap kita berbeda
Idiologi kita tak harus sama
Tapi semesta kita tetap sama
Tangan kita tak harus bergandengan
Tapi berjalanlah berdampingan



Kita sama-sama manusia
Kita sama-sama makhluk yang fana



SB
28/032016

27 Maret 2016

Merajut Mimpi di Dini Hari


Merajut Mimpi di Dini Hari

Dini hari, di luar sunyi, sepi, tapi di dalam kepala masih bergemuruh.
Wajah-wajah antusias masih terlintas dan berkelebat di bayangan gelap kamar.
Kembali memercikkan api di dalam diri, dada seolah terbakar, panas ingin mengeluarkan energi yang tersimpan di hati. Menemukan keberaniannya mengarungi jalan yang tergariskan oleh tangan semesta.

Dini hari, harapan dirajut dalam sunyi. Disebarkan ke dalam akar-akar diri pada wajah-wajah yang penuh mimpi. Tentang hidup yang saling berbagi. Apapun yang bisa kita bagi. Bahkan ketika kita tak punya sesuatu apa sekalipun, kita bisa berbagi ketiadaan, ketidakpunyaan. Berbagi yang tanpa wujud, berbagi rasa cinta dan bahagia. Kita sebar semangat baik untuk mengolah rasa dan karya sebagai manusia yang semuanya sama di mata Yang Maha Mencipta.

Dini hari, sederhana harapan ini. Agar hidup bisa saling menghidupi, jiwa dan diri. Semoga Rumah Baca Edelweis sederhana ini bisa bermanfaat untuk kehidupan yang kita jalani di bumi manusia ini.

Aamiin...

SB
27/03/2016

21 Maret 2016

Menantang Rasi Bintang (FSTVLST)


Pagi ini cerah, indah. Udara yang kuhirup masih sama seperti yang kemarin. Daun-daun pohon beringin depan rumah masih berguguran. Yang menguning, yang menua. Layaknya kita manusia, yang pasti akan menua. Berjalan beriringan dengan waktu. Apalagi yang ingin aku ambisikan? Cukuplah, mari berbahagia. Dan mulai berbahagia dengan segala kesederhanaan yang ada.

Pagi ini aku ditemani petikan gitar FSTVLST dan alunan syair Menantang Rasi Bintangnya.
Kesederhanaan
jadilah bunga yang mekar
dalam diri setiap kami
dan keberanian
tetaplah tumbuh menjadi akar
menembus ke tanah jiwa
memupuk hidup dengan cinta

(SB)




Menantang Rasi Bintang

Menantang rasi bintang
Membalik garis tangan
Menarikan cerita
Menuliskan lagi puisi
yang mulai kehilangan rimanya

Memotong awan pekat gelap
Melintang tepat di jantungnya
Terburailah darah cahaya
yang kini terhalang gelapnya
Terang berkilauan sinarnya, benderang

Diam sebentar mengendapkan, uraikan simpul kacaunya
Tenang sebentar membedakan, yang teringinkan dan terbutuhkan

Hidup itu sekali, dan mati itu pasti
Bisa jadi nanti atau setelah ini
Coba kau tulis ulang lagi
yang sejatinya kau cari

Maka sudahilah, sedihmu yang belum sudah
Segera mulailah, syukurmu yang pasti indah
dan berbahagialah, sudahilah sedihmu
yang selalu saja menantangmu


(FSTVLST)







18 Maret 2016

Menikmati Kehidupan


Menikmati Kehidupan

Saat sebagian manusia ingin mempercepat langkah seakan kita bisa memburu hidup padahal sejatinya kita tak akan mampu mengejar waktu Kami belajar memperlambat langkah dengan sepeda melihat lebih detail setiap peristiwa di jalanan memandang guratan wajah para pejalan menatap raut tak sabar para pengendara Belajar menikmati setiap putaran roda mensyukuri setiap udara yang terhirup mencumbu setiap debu yang membelai wajah menghindari ketergesaan karena terburu-buru dalam hidup tak ubahnya mengejar kematian
Kami hanya ingin melangkah perlahan menikmati kehidupan

SB
17/03/2016

16 Maret 2016

Petani dan Pemuda




 Petani dan Pemuda

Ladang berubah jadi industri
Tanah berkurang kesuburannya
Petani semakin tua
Tenaga tak lagi mumpuni

Dimana para pemuda ?
Generasi penerus negeri agraria

Mereka di kampus-kampus
Mereka di kafe-kafe
Mereka di pusat perbelanjaan
Mereka di pabrik-pabrik
Mereka di pertunjukan musik
Mereka di pentas teater
Mereka di pentas puisi
Mereka di salon-salon
Mereka di bioskop
Mereka berdemo di jalan

Dimana para pemuda ?
Sawah kehilangan penggarapnya
Petani menua
Tenaga tak lagi kuasa

SB
2015

14 Maret 2016

Kita Manusia




Kita Manusia

Biarkan aku memanjat dinding batas itu
yang dibangun manusia dengan keangkuhan
merasa lebih tinggi dari manusia lainnya
tanpa menyadari dia hanya setitik debu berterbangan
di semesta raya

Biarkan aku menembus tembok batas itu
yang dibangun manusia dengan kesombongan
menjadikan harta sebagai mahkota
menyembunyikan nafsu dibalik norma
di tanah leluhurnya

Biarkan aku menebarkan kasih
pada keangkuhan dan kesombongan
bukan untuk meluluh-lantakkan debu dan tanah leluhurmu
tapi untuk menanam benih kebahagiaan
dalam kehidupan kita sebagai manusia

SB
14/03/2016

12 Maret 2016

Mengulang Tradisi



 
gambar;sidiqbachtiar


Mengulang Tradisi


Kita lebih suka teknologi
Kotak ajaib mengikat diri
Lupa pada tubuh asli

Kita termenung di depan TV
Tanpa kata hanya mata
Lupa  pada bahasa

Kita mungkin terjebak buku
Yang kadang membuat bisu
Lupa pada waktu

Kita juga tersihir musik
Bernyanyi-nyanyi bahagiakan hati
Lupa pada orang di sisi

Lebih baik kita nyalakan api
Duduk melingkar mengulang tradisi
Bercengkrama bertukar cerita
Saling berbicara antar manusia

SB
2015


11 Maret 2016

Lubang Rasa




Lubang Rasa

Aku menikmati penggalian ini
Pada lubang yang entah akan seberapa dalam
Menggenggam asa pada sejumput rasa
Tiadakan ego untuk mengikat tali
Menggali saja dengan kebahagiaan
 
Seperti angin yang bebas bertiup ke segala arah
Seperti hujan yang turun semaunya
Seperti sungai yang mengalir dengan riaknya

Biarkan lubang ini terus aku gali sedalam-dalamnya
Sampai cadas aku temui
Sampai mata air memancar ke dalam diri
Membasuh jiwa dengan cinta kasih
Yang tersembunyi dalam hati

SB
2016

10 Maret 2016

Sajak Rindu




Ketidakpastian Rindu

Rinduku membuncah ke segala arah
Laut muaraku lenyap tertelan pekat
Menghilang di bentangan jarak
Ruang indah yang kita bangun masih samar
Tubuhku menua mengejar laju usia
Ingatanku masih terus menyimpan gurat wajahmu

Langit indah, jadikan awan sebagai beranda hati
Waktu pemurah, pertemukan kerinduan yang membuncah
dalam kendali ketidakpastianmu

Segala rasa yang terlahir di jiwa
adalah aroma wangi takdir dari Maha Kepastian

SB
2016