14 Agustus 2012

Trip Backpacker Kusam ke Sumbawa-Lombok-Bali (tamat) : Di atas awan Gunung Agung dan Senja Pantai Kuta


Perjalanan kami mulai tanggal 25 Juni 2012. Pukul 11.00 kami berangkat dari PMI Selong-Lombok Timur menuju Pelabuhan Lembar. Dari sini kami menyebrang Selat Lombok selama lima jam ke Pelabuhan Padangbai –Bali. Di Pelabuhan ini kami sempat bersitegang dengan calo mobil carry tujuan Denpasar sampai kami dikata-katain kere. Ini berawal karena kami menolak harga yang ditawarkan oleh calo itu sebesar 50 ribu. Tapi akhirnya sopir carry itu pun mau mengantar kami ke Denpasar dengan harga yang kami tawar yaitu @35 ribu. Di Bali memang susah mendapat transport umum, apalagi pada malam hari, jadi kami harus rela membayar lebih mahal. Di Denpasar kami akan ke Sekre Mapala Citta Mandala menemui Bang Brimob, teman Loker. Pukul 22.00 kami sampai di Universitas Warmadewa-Denpasar. Bang Brimob dan Mas Arif langsung menemui kami dan langsung mengajak ke Sekre. Mereka menyambut kami dengan ramah. Kami akan menginap di sini selama di Bali.  


Bali sungguh menawarkan sejuta pesona tentang keindahan alam dan kebudayaannya. Tak salah jika pulau ini menjadi pintu gerbang bagi turis-turis mancanegara untuk masuk ke Indonesia. Paginya, selasa 26 Juni 2012 Mas Arif mengajak kami untuk jalan-jalan ke Taman Budaya Bali di Jalan Nusa Indah yang tak jauh dari kampus. Di sini sering diadakan Pesta Kesenian Bali. Di acara yang diadakan setiap tahun ini banyak dipamerkan kesenian khas Bali diantaranya tarian-tarian, produk kerajinan dan berbagai macam kuliner. Semua wilayah dari Provinsi Bali ikut memeriahkan pesta kesenian ini.
pentas seni


Setelah dari Taman Budaya kami mampir ke sebuah toko oleh-oleh khas Bali. Habis itu kami kembali ke Sekre untuk istirahat dan siap-siap karena malam nanti kami akan mendaki Gunung Agung. Kami akan naek dari jalur Pura Pasar Agung-Selat. Untuk transport kesana kami menyewa mobil dari tempat rental karena di Bali ini jarang ada angkutan umum.


Pukul 22.00 Bang Brimob datang menjemput kami di Sekre, dia datang bersama Beli Made, Bang Adam dan Mas Ali. Kami pun segera siap-siap dan langsung berangkat menuju Pura Pasar Agung. Setelah menempuh perjalanan hampir 2,5 jam akhirnya kami sampai di Pura Pasar Agung. Kami istirahat dulu di pos jaga parkiran pura ini. Baru pukul 01.30 tanggal 27 Juni kami memulai pendakian, yang ikut mendaki adalah aku, Budi, Ape, Tanjung, Mas Ali dan Bang Adam. Sementara itu Bang Brimob , Beli Made dan Mas Arif menunggu di parkiran. Dari Pura ini untuk sampai ke puncak bagian selatan Gunung Agung diperlukan waktu sekitar 5 jam. 


Trek awal kami harus melewati anak tangga lebar menuju pura, sampai di depan gerbang Pura kami belok mlipir bagian kiri pura, setelah itu baru masuk jalur pendakian yang berupa jalan tanah setapak. Trek terus saja menanjak, hampir tidak ada bonus jalan landau di sepanjang jalur ini. Di sini juga tidak ada sumber air. Mendekati batas vegetasi medan berganti dengan trek bebatuan dan masih terus menanjak, angin juga bertiup cukup kencang. Di batas vegetasi  kami istirahat lumayan lama  di balik batu untuk menghindari hembusan angin. Setelah hampir lima jam mendaki tanjakan-tanjakan, pukul 7 kami sudah sampai di puncak selatan Gunung Agung. Di sebelah barat daya tampak puncak tertinggi Gunung Agung yang bisa didaki dari jalur Besakih, sebelah timur juga terlihat Gunung Rinjani di kejauhan. Dan di bawah kami, lautan awan nampak sangat indah, serasa berada di negeri atas awan.
puncak selatan gn.agung



Pukul 07.45 kami turun, perjalanan turun juga cukup melelahkan. Setelah sekitar 2,5 jam berjalan akhirnya kami sampai di parkiran. Dan tak lama menunggu Bang Brimob datang membawakan nasi kuning Bali untuk kami sarapan. Pukul 13.00 kami meninggalkan pura Pasar Agung. Kami diajak mampir ke rumah Bang Brimob untuk membersihkan badan. Setelah itu kami ke Kuta untuk menemui teman-temannya dari Sulawesi. Di Kuta kami jalan-jalan ke pantai, di sini kami ditraktir oleh Mbak Irma, teman Bang Brimob. 

Kuta sangat ramai oleh para wisatawan, baik lokal maupu mancanegara. Dan banyak juga yang sengaja menunggu sunset di sini. Aku cukup menikmati senja di pantai Kuta ini. Aku bersyukur  bisa menginjakkan kakiku di Pantai yang menjadi bagian surga dunia nya Bali.


Keesokan harinya tanggal 28 Juni, Ape dan Tanjung pamit meninggalkan Bali untuk melanjutkan petualangan mereka ke Semeru, Jawa Timur. Sementara aku dan Budi masih stay di Bali. Di sini aku juga sempet maen ke rumah Alex, temen dari Boyolali yang sedang bekerja di Bali. Dia tinggal bersama kakak-kakaknya, mereka menyambut kami dengan baik. Jumat tanggal 29 Juni aku dan Budi naik lagi ke Gunung Agung bersama teman-teman dari Sulawesi dan dari Mapala Citta Mandala. Tapi pendakian kali ini kami tidak sampai di puncak, teman-teman memutuskan tidak melanjutkan perjalanan karena cape dan ngantuk.  

kawan-kawan

Sepulang dari pendakian kedua ke Gunung Agung, aku dan Budi kembali ke rumah Alex dan menginap di sana. Tanggal 2 Juli kami pamit dari rumah Alex, yang berarti kami juga mulai meninggalkan Bali. Selamat tinggal Bali, terimakasih untuk kenangan, keramahtamahan dan keindahan yang kau beri pada kami.. 



Kami pun memulai perjalanan pulang ke Solo dan malamnya menginap di Stasiun Banyuwangi karna kereta berangkat esok hari. Pagi tanggal 3 Juli kereta Sri Tanjung baru berangkat. Kami sempat bertemu Chandra (temenku dari Surabaya) di Stasiun  Wonokromo-Surabaya saat kereta berhenti  siang itu. Malam pukul 19.00 kereta pun tiba di Solo. Aku dijemput temanku, Budi (Kamplenx) di Stasiun Jebres, setelah itu kami mampir ke kostnya. Dari kost aku dijemput Plonco untuk pulang ke rumahku di Kalioso. Pukul 21.00 aku sampai di rumah. Home sweet home. Setelah hampir sebulan aku berpetulang sekarang aku harus kembali ke rumah. Lelaki memang harus pergi, tapi juga harus pulang (Gola Gong).

stasiun banyuwangi

Ucapan terimakasih :
Tuhan YME
Budi, Ape, Tanjung
Bang Brimob, Mas Arif, Beli Made, Mas Ali, Bang Adam
Teman-teman Mapala Citta Mandala
Teman-teman Sulawesi
Alex sekeluarga
Kamplenx sekost
Plonco