7 September 2012

Gowes Ke Pantai-Pantai Gunung Kidul (Bikepacker)

Libur lebaran yang panjang biasanya dimanfaatkan banyak orang untuk berekreasi. Aku dan Azis (adikku) juga akan memanfaatkan waktu ini untuk berpetualang dengan sepeda kami. Jika biasanya aku bepergian dengan naik kereta, bus, motor atau numpang truk, kali ini aku bepergian dengan cara bikepacking. Bersama adik dan sepupuku, Danu, kami akan gowes sepeda ke daerah Gunung Kidul, Jogja. Gunung Kidul adalah sebuah wilayah Kabupaten di Provinsi Yogyakarta. Daerah ini terkenal dengan tanahnya yang gersang. Namun meski gersang Gunung Kidul menyimpan begitu banyak potensi wisata, seperti pantai-pantainya yang indah, goa-goa dengan sungai di dalamnya, serta kerajinan khas. Potensi wisata inilah alasan kami memilih Gunung Kidul  sebagai tujuan kami kali ini. Dan ini adalah salah satu petualangan yang sudah lama ingin kami lakukan bersama. 
start: azis-danu-aku


Tanggal 21 Agustus 2012, pukul 04.00 pagi aku dan Aziz sudah bangun. Kami gantian untuk mandi, setelah itu solat subuh. Semua barang dan perlengkapan sudah kami packing malam sebelum tidur. Pukul 05.00 Danu datang lalu kami sarapan bersama. Ibuku sudah bangun pagi-pagi untuk membuatkan kami sarapan. Pukul 05.30 kami pamit berangkat pada orangtuaku. Start dari rumahku di Tuban Kidul, Gondangrejo, Karanganyar, melewati Jl. Raya Solo-Purwodadi menuju arah Solo. Sekitar 1 jam perjalanan kami sampai di Keraton Surakarta kemudian melanjutkan perjalanan melalui Alun-Alun Kidul Keraton menuju Jl. Solo-Sukoharjo. Sekitar jam 08.00 kami tiba di Alun-Alun Sukoharjo. Di sini kami beristirahat sebentar kemudian lanjut gowes ke arah Tawangsari. Jalanan mulai ramai oleh kendaraan bermotor , sinar matahari juga mulai terik. Jalan yang kami lalui mulai naik-turun.
keraton Surakarta


Sekitar pukul 11.00 kami mulai memasuki wilayah Gunung Kidul. Panas matahari tambah menyengat, apalagi daerah Gunung Kidul memang terkenal gersang. Tanah-tanahnya kering, di kiri-kanan jalan banyak terdapat pohon-pohon jati yang meranggas. Pukul 12.00 siang kami tiba di daerah Semin, di sini kami mencari warung makan dan masjid untuk sholat. Azis sempat mengganti rantai sepeda di bengkel dekat masjid karna ada masalah dengan rantai sepedanya. Pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan,sering kami harus menuntun sepeda karena tak kuat menaiki tanjakan. Dari daerah Semin kami menuju daerah Karangmojo terus lanjut ke arah Wonosari. Jalan lebar dan halus, tetapi tetap naik turun dengan tanjakan-tanjakan yang memaksa kami turun dari sepeda. Kami sering sekali istirahat, maklum kami bukan pembalap Tour de France, hehe.. Bahkan setiap waktu sholat kami istirahat lebih lama sambil tiduran dulu di teras masjid.
masuk kabupaten Gunung Kidul


Selepas Ashar kami melewati daerah Wonosari menuju Tepus. Jalanan sempat macet karena banyak wisatawan yang melalui jalan ini untuk pulang. Ke arah Tepus jalan penuh dengan tanjakan yang melelahkan. Magrib tiba, kami belum juga sampai di pantai tujuan kami. Habis magrib kami lanjut gowes malam hari tanpa lampu senter di sepeda kami. Kami hanya memakai lampu tanda di belakang sepeda. Setelah melewati Tepus kami tiba di pertigaan, ke kiri adalah arah ke Pantai Siung dan Pantai Indrayanti, sedangkan ke kanan adalah arah ke pantai Sundak, Pantai Krakal dan Baron. Kami mengambil arah ke kanan menuju Pantai Sundak yang masih berjarak 5 Km lagi. Perjalanan malam sangat menegangkan. Jalanan gelap gulita dengan turunan dan tikungan tajam. Kadang kami harus saling teriak untuk memberi tanda kalau ada belokan. Sampai akhirnya sekitar jam 20.00 suara ombak sudah terdengar. Akhirnya kami tiba di Pantai Sundak. Kami senang sekali bisa sampai dengan selamat setelah ± 15 jam perjalanan dari rumah.
camping

pantai sundak


 Kami langsung membuka tenda dan masak untuk makan malam. Kami sudah sangat lapar setelah gowes seharian. Pantai Sundak cukup indah dengan pasir putihnya, di sini juga ada camping area yang cukup luas. Fasilitas wisata juga sudah cukup lengkap. Tapi sayang musim liburan ini malah membuat pantai tambah kotor karena kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan agar pantai tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Malam, kami harus tidur untuk memulihkan tenaga. Esok perjalanan masih panjang.


Pagi, kami bangun dengan semangat, tapi ternyata air laut sedang surut jadi di pantai hanya terlihat karang-karang. Akhirnya kami memutuskan untuk menyusuri pantai ke arah barat. Kami langsung packing dan siap menggowes sepeda lagi. Gunung Kidul benar-benar kaya dengan objek wisata. Kami sempat mampir ke Pantai Sadranan lalu menyusuri tepian pantai Krakal, terus ke arah barat menuju pantai Baron. Di sepanjang jalan menuju pantai Baron sebenarnya banyak pantai yang dilewati, tapi kami tidak sempat mengunjunginya karena waktu yang terbatas. Diantara pantai yang kami lewati antara lain Pantai Sepanjang, Watukodok, Drini dan Pantai Kukup. Sekitar pukul 08.30 kami sampai di Pantai Baron, pantai ini cukup terkenal di daerah Gunung Kidul. Di sini terdapat aliran sungai air tawar yang berasal dari Goa Kalisuci dan bermuara langsung ke laut di Pantai Baron ini. Kami sempat mandi di sini. Semakin siang pengunjung Pantai Baron semakin ramai. 
pantai sadranan


pantai krakal

pantai baron


Pukul 11.00 kami meninggalkan Pantai Baron, kembali menyusuri jalan raya dengan sepeda kami. Matahari memang menjadi musuh utama kami. Panasnya yang menyengat sangat menguras energi, membuat kami boros air minum. Perjalanan pulang ini sama melelahkannya dengan saat berangkat. Tanjakan-tanjakan tajam seakan tak ada habisnya, memaksa kami harus menuntun sepeda di bawah terik matahari. Untung semangat kami tidak pudar, walau sudah jarang terlihat senyum di wajah kami karna terlalu lelah, hehe..


Kami terus gowes melewati daerah Paliyan, menuju Playen lalu lanjut ke Pathuk melewati jalan raya Jogja-Wonosari. Di perjalanan pulang kadang kami meminta air minum ke rumah penduduk atau pos polisi. Penilaian bahwa orang-orang Indonesia itu baik dan ramah adalah benar, kami merasakannya sendiri.  Magrib kami baru sampai di daerah  Pathuk, melewati Bukit Bintang sambil sesekali melihat pemandangan lampu-lampu kota Jogja yang indah dari ketinggian. Turunan dan tikungan tajam kami lewati dengan senang hati sekaligus sedikit was-was karena jalanan macet .
sungai dari goa kalisuci

di jalanan


Akhirnya kami tiba di daerah Piyungan dan ishoma di daerah ini. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju Prambanan, melewati objek wisata Candi Prambanan. Lalu lanjut ke daerah Klaten, di sini kami senang karena jalanan mulai datar dan tak ada lagi panas matahari karna telah digantikan angin malam. Dari Klaten terus melewati Jl. Raya Solo-Jogja sampai Kartasura. Dari Kartasura  kami ambil arah kiri ke bandara, terus belok kanan ke arah Pandean, lanjut ke Kalioso melewati jalan di perkampungan . Sampai akhirnya jam 01.30 tanggal 23 Agustus kami tiba di rumah. Lelah, cape, pegal semua terasa di badan. Tapi kami menjalani petualangan ini dengan hati yang senang. Aku teringat ucapan Gola Gong : Dunia adalah sebuah buku, dan mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman saja.


Rute Perjalanan :
Kalioso-Solo-Sukoharjo-Tawangsari-Semin-Karangmojo-Wonosari-Tepus-Pantai Sundak-Pantai Sadranan-Pantai Krakal-Pantai Baron-Paliyan-Playen-Pathuk-Piyungan-Prambanan-Klaten-Kartasura-Bandara-Pandean-Kalioso.


Ucapan terimakasih :
-Tuhan YME
-Azis dan Danu (saudara dan teman perjalanan yang jarang mengeluh)
-Orangtuaku
-Orang-orang baik yang kami temui dalam perjalanan

14 Agustus 2012

Trip Backpacker Kusam ke Sumbawa-Lombok-Bali (tamat) : Di atas awan Gunung Agung dan Senja Pantai Kuta


Perjalanan kami mulai tanggal 25 Juni 2012. Pukul 11.00 kami berangkat dari PMI Selong-Lombok Timur menuju Pelabuhan Lembar. Dari sini kami menyebrang Selat Lombok selama lima jam ke Pelabuhan Padangbai –Bali. Di Pelabuhan ini kami sempat bersitegang dengan calo mobil carry tujuan Denpasar sampai kami dikata-katain kere. Ini berawal karena kami menolak harga yang ditawarkan oleh calo itu sebesar 50 ribu. Tapi akhirnya sopir carry itu pun mau mengantar kami ke Denpasar dengan harga yang kami tawar yaitu @35 ribu. Di Bali memang susah mendapat transport umum, apalagi pada malam hari, jadi kami harus rela membayar lebih mahal. Di Denpasar kami akan ke Sekre Mapala Citta Mandala menemui Bang Brimob, teman Loker. Pukul 22.00 kami sampai di Universitas Warmadewa-Denpasar. Bang Brimob dan Mas Arif langsung menemui kami dan langsung mengajak ke Sekre. Mereka menyambut kami dengan ramah. Kami akan menginap di sini selama di Bali.  


Bali sungguh menawarkan sejuta pesona tentang keindahan alam dan kebudayaannya. Tak salah jika pulau ini menjadi pintu gerbang bagi turis-turis mancanegara untuk masuk ke Indonesia. Paginya, selasa 26 Juni 2012 Mas Arif mengajak kami untuk jalan-jalan ke Taman Budaya Bali di Jalan Nusa Indah yang tak jauh dari kampus. Di sini sering diadakan Pesta Kesenian Bali. Di acara yang diadakan setiap tahun ini banyak dipamerkan kesenian khas Bali diantaranya tarian-tarian, produk kerajinan dan berbagai macam kuliner. Semua wilayah dari Provinsi Bali ikut memeriahkan pesta kesenian ini.
pentas seni


Setelah dari Taman Budaya kami mampir ke sebuah toko oleh-oleh khas Bali. Habis itu kami kembali ke Sekre untuk istirahat dan siap-siap karena malam nanti kami akan mendaki Gunung Agung. Kami akan naek dari jalur Pura Pasar Agung-Selat. Untuk transport kesana kami menyewa mobil dari tempat rental karena di Bali ini jarang ada angkutan umum.


Pukul 22.00 Bang Brimob datang menjemput kami di Sekre, dia datang bersama Beli Made, Bang Adam dan Mas Ali. Kami pun segera siap-siap dan langsung berangkat menuju Pura Pasar Agung. Setelah menempuh perjalanan hampir 2,5 jam akhirnya kami sampai di Pura Pasar Agung. Kami istirahat dulu di pos jaga parkiran pura ini. Baru pukul 01.30 tanggal 27 Juni kami memulai pendakian, yang ikut mendaki adalah aku, Budi, Ape, Tanjung, Mas Ali dan Bang Adam. Sementara itu Bang Brimob , Beli Made dan Mas Arif menunggu di parkiran. Dari Pura ini untuk sampai ke puncak bagian selatan Gunung Agung diperlukan waktu sekitar 5 jam. 


Trek awal kami harus melewati anak tangga lebar menuju pura, sampai di depan gerbang Pura kami belok mlipir bagian kiri pura, setelah itu baru masuk jalur pendakian yang berupa jalan tanah setapak. Trek terus saja menanjak, hampir tidak ada bonus jalan landau di sepanjang jalur ini. Di sini juga tidak ada sumber air. Mendekati batas vegetasi medan berganti dengan trek bebatuan dan masih terus menanjak, angin juga bertiup cukup kencang. Di batas vegetasi  kami istirahat lumayan lama  di balik batu untuk menghindari hembusan angin. Setelah hampir lima jam mendaki tanjakan-tanjakan, pukul 7 kami sudah sampai di puncak selatan Gunung Agung. Di sebelah barat daya tampak puncak tertinggi Gunung Agung yang bisa didaki dari jalur Besakih, sebelah timur juga terlihat Gunung Rinjani di kejauhan. Dan di bawah kami, lautan awan nampak sangat indah, serasa berada di negeri atas awan.
puncak selatan gn.agung



Pukul 07.45 kami turun, perjalanan turun juga cukup melelahkan. Setelah sekitar 2,5 jam berjalan akhirnya kami sampai di parkiran. Dan tak lama menunggu Bang Brimob datang membawakan nasi kuning Bali untuk kami sarapan. Pukul 13.00 kami meninggalkan pura Pasar Agung. Kami diajak mampir ke rumah Bang Brimob untuk membersihkan badan. Setelah itu kami ke Kuta untuk menemui teman-temannya dari Sulawesi. Di Kuta kami jalan-jalan ke pantai, di sini kami ditraktir oleh Mbak Irma, teman Bang Brimob. 

Kuta sangat ramai oleh para wisatawan, baik lokal maupu mancanegara. Dan banyak juga yang sengaja menunggu sunset di sini. Aku cukup menikmati senja di pantai Kuta ini. Aku bersyukur  bisa menginjakkan kakiku di Pantai yang menjadi bagian surga dunia nya Bali.


Keesokan harinya tanggal 28 Juni, Ape dan Tanjung pamit meninggalkan Bali untuk melanjutkan petualangan mereka ke Semeru, Jawa Timur. Sementara aku dan Budi masih stay di Bali. Di sini aku juga sempet maen ke rumah Alex, temen dari Boyolali yang sedang bekerja di Bali. Dia tinggal bersama kakak-kakaknya, mereka menyambut kami dengan baik. Jumat tanggal 29 Juni aku dan Budi naik lagi ke Gunung Agung bersama teman-teman dari Sulawesi dan dari Mapala Citta Mandala. Tapi pendakian kali ini kami tidak sampai di puncak, teman-teman memutuskan tidak melanjutkan perjalanan karena cape dan ngantuk.  

kawan-kawan

Sepulang dari pendakian kedua ke Gunung Agung, aku dan Budi kembali ke rumah Alex dan menginap di sana. Tanggal 2 Juli kami pamit dari rumah Alex, yang berarti kami juga mulai meninggalkan Bali. Selamat tinggal Bali, terimakasih untuk kenangan, keramahtamahan dan keindahan yang kau beri pada kami.. 



Kami pun memulai perjalanan pulang ke Solo dan malamnya menginap di Stasiun Banyuwangi karna kereta berangkat esok hari. Pagi tanggal 3 Juli kereta Sri Tanjung baru berangkat. Kami sempat bertemu Chandra (temenku dari Surabaya) di Stasiun  Wonokromo-Surabaya saat kereta berhenti  siang itu. Malam pukul 19.00 kereta pun tiba di Solo. Aku dijemput temanku, Budi (Kamplenx) di Stasiun Jebres, setelah itu kami mampir ke kostnya. Dari kost aku dijemput Plonco untuk pulang ke rumahku di Kalioso. Pukul 21.00 aku sampai di rumah. Home sweet home. Setelah hampir sebulan aku berpetulang sekarang aku harus kembali ke rumah. Lelaki memang harus pergi, tapi juga harus pulang (Gola Gong).

stasiun banyuwangi

Ucapan terimakasih :
Tuhan YME
Budi, Ape, Tanjung
Bang Brimob, Mas Arif, Beli Made, Mas Ali, Bang Adam
Teman-teman Mapala Citta Mandala
Teman-teman Sulawesi
Alex sekeluarga
Kamplenx sekost
Plonco


30 Juli 2012

Trip Backpacker Kusam ke Sumbawa-Lombok-Bali Part 5 : Keindahan Sunset dan Sunrise di Gili Trawangan

Part 5 : Keindahan Sunset dan Sunrise Gili Trawangan
Pulau yang indah..
Bersih pantainya
Ga ada polusi dan polisi
Yang ada hanya andong, alat transportasi di pulauku
Turis-turis asing pada berdatangan, tuk dapat menikmati surga di dunia…


Ya, lirik lagu dari Richard dGilis inilah yang membuatku ingin datang ke Gili Trawangan. Orang Lombok sendiri menyebut pulau ini Pulau Kebebasan, ada juga yang menyebutnya Pulau Bule karna memang kebanyakan yang berkunjung kesini adalah turis asing (bule). Gili Trawangan sendiri adalah salah satu Gili terbesar (dalam bahasa Lombok gili berarti Pulau) dari deretan tiga gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, semua gili ini berada di wilayah Lombok Barat.
rumah bp.amak karim

23 Juni 2012 perjalananku dan Budi dimulai dari rumah Pak Amak Karim. Dari sini kami bersama Ape dan Tanjung naik mobil pick up ke pasar Anyar dengan ongkos @Rp.15.000,00. Di pasar ini kami menunggu lumayan lama karna elf masih ngetem. Pukul 13.00 mobil elf yang kami tumpangi mulai berjalan. Dari Pasar Anyar kami akan menuju Perempatan Pemenang dengan ongkos @Rp.17.500. perjalanan ke Pemenang ditempuh dalam waktu dua jam menyusuri jalan raya yang berada di tepi pantai, jadi kami tidak merasa bosan selama dalam perjalanan. Pukul 15.00 kami sampai di Perempatan Pemenang, dari sini kami naik andong (orang sini menyebutnya cidomo) ke Pelabuhan Bangsal dengan membayar @Rp.2.500, 00. Awalnya untuk menghemat kami mau jalan kaki dari Pemenang-Bangsal yang letaknya tidak terlalu jauh, tapi karna sudah kesorean kami pun pilih naik andong.
ke Anyar

bangsal

Pelabuhan Bangsal adalah Pelabuhan penyebrangan untuk menuju Gili Trawangan dan Gili lainnya. Tapi selain dari Bangsal, untuk menuju Gili Trawangan juga bisa menyebrang dari Senggigi. Suasana di pelabuhan Bangsal saat itu lumayan rame, banyak penumpang yang akan nyebrang ke Gili Trawangan juga. Kami membeli tiket penyebrangan dengan biaya @Rp.10.000,00. Di sini kami berkenalan dengan 3 orang backpacker dari Jogja yaitu Mas Pupung, Mas Eko dan Dandi yang juga hendak ke Gili Trawangan. Tak lama menunggu, perahu pun segera berangkat.

30 menit menyebrang akhirnya pukul 16.00 kami pun tiba di Gili Trawangan. Suasana di sini ternyata ramai sekali, banyak wisatawan yang berkunjung. Turis asing yang berkunjung kesini lebih banyak daripada wisatawan lokal. Sepanjang jalan di pinggir pantai pulau ini banyak terdapat hotel dan cafe-café. Penginapan murah untuk backpacker pun tersedia di sini, tapi letaknya agak ke dalam, jauh dari pantai. Karena budget yang minim maka kami memilih menginap di tenda kami sendiri, hehe..  di sini juga terdapat banyak tempat penyewaan sepeda dan alat-alat snorkeling. Selain itu banyak agen-agen wisata yang menawarkan kegiatan diving.


Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat untuk melihat sunset. Turun dari perahu kami berjalan ke arah kanan menyusuri jalan di tepi pantai menuju bagian utara pulau ini. Sebenarnya di bagian barat pulau lebih sepi jadi lebih enak untuk dinikmati, tapi karna sudah malas jalan lagi jadi kami berhenti di bagian utara. Dari sini dapat terlihat Gunung Agung yang berada jauh di Pulau Bali sana. Kami menikmati senja dengan duduk-duduk di pantai menunggu sunset. Dan ketika sunset benar-benar tiba, pemandangan sunset yang dihiasi siluet Gunung Agung terlihat begitu indah.


Sunset

Puas menikmati sunset kami mencari tempat camp, di dekat gardu PLN kami membuka tenda, sebab di sini ada tempat terbuka untuk tenda kami. Kami camping bersama teman-teman Jogja yang kami jumpai di pelabuhan Bangsal tadi. Malamnya kami masak untuk makan malam, kami memang tidak ada planning jajan di Pulau ini (ngirit bro, hehe), jadinya kami masak sendiri untuk makan malam. Malam ini kami habiskan dengan duduk-duduk di tepi pantai sambil ngopi dan mendengarkan musik reggae dari mp3 player. Sementara suasana malam di café-café pasti jauh lebih rame, di sana biasanya ada hiburan live musik reggae dan api unggun. Pukul 00.00 aku baru tidur.

24 Juni 2012 aku sudah terbangun dan langsung bikin kopi, seperti dalam lagu Anak Pantai nya Imanez, hehe.. Ketika membuka tenda ternyata pemandangan pagi di sini sangat indah. Fajar pagi dengan warna langitnya yang mempesona ditambah siluet Gunung Rinjani yang terlihat. Dan suara deru ombak juga menambah indahnya harmoni  alam di pagi hari. Sungguh memuaskan melihat pemandangan matahari terbit di Gili Trawangan. Sehabis sarapan pukul 08.00 aku jalan-jalan keliling pulau, butuh dua jam untuk mengelilingi Gili Trawangan dengan jalan kaki. Pukul 10.00 kami packing dan siap-siap meninggalkan pulau.

sunrise


Pukul 11.30 kami meninggalkan Gili Trawangan. Waktu yang singkat di pulau ini cukup untuk memberikan kenangan yang indah dengan pemandangan sunset dan sunrisenya. Dari Gili Trawangan kami kembali ke PMI Selong –Lombok Timur untuk pamitan ke teman-teman di sana sebelum kami melanjutkan petualangan ke Bali. Di PMI kami menginap 1 malam lagi.


Info Transport :
Senaru-Anyar, naek pick up/elf = @Rp.15.000
Anyar-Pemenang, naek elf         = @Rp. 17.500
Pemenang-Pelabuhan Bangsal , naek cidomo = @Rp.2.500
Pelabuhan Bangsal-Gili Trawangan, naek perahu  = @ 10.000
Atau dari Terminal Mandalika (Mataram)-Pemenang naek elf jurusan Anyar turun perempatan Pemenang = @Rp.10.000



25 Juli 2012

Trip Backpacker Kusam Ke Sumbawa-Lombok-Bali Part 4 : Mendaki Rinjani, Puncak Tertinggi Pulau Lombok

Di markas PMI Selong kami memanfaatkan waktu untuk istirahat. Tapi di sela-sela istirahat kami juga sempat maen ke Sekre Oasistala, organisasi Pecinta Alam nya Loker , jalan-jalan di alun-alun dan taman kota Selong yang asri serta pergi ke Pasar tradisional Selong untuk membeli logistik pendakian. Di PMI aku juga sempat mencuci pakaianku yang kotor.  Baru pada senin 18 Juni 2012 setelah sarapan, kami berlima (aku, Budi, Tanjung, Ape, Loker) berangkat dari PMI Selong menuju Pasar Aikmel naik carry dengan ongkos @Rp.6.000,00 . Pukul 07.30 kami sampai di Pasar Aikmel, dari sini naik mobil pick up ke Sembalun dengan ongkos Rp.15.000,00 dan tiba di Pos Perijinan Sembalun pukul 09.30. Kami kemudian turun untuk mendaftar pendakian dengan biaya @Rp.10.000,00. Dari sini kami diantar oleh sopir pick up ke titik awal pendakian kami di Jalur Bawa Naong. Kami tidak mendaki lewat pintu gerbang Sembalun tapi lewat jalur Bawa Naong karna rekomendasi dari Loker kalo jalur ini lebih cepat untuk menghemat waktu dan tenaga. Sembalun sendiri adalah daerah yang cukup indah dikelilingi bukit-bukit Rinjani. Usai menyiapkan perbekalan air kami pun memulai pendakian gunung Rinjani sekitar pukul 10.00.
start jalur bawa naong

trek awal

Jalur pendakian dari sisi timur Rinjani ini memang terkenal dengan medan sabananya yang sangat terbuka. Terik panas matahari tak bisa dihindari, tapi pemandangan Gunung Rinjani yang terlihat indah cukup memberi kami semangat. Setelah 1 jam berjalan kami sampai di pertigaan dekat jembatan, ini adalah pertemuan jalur dari Bawa Naong dan Gerbang Sembalun. Kami melewati beberapa sungai kering dan jembatan sebelum akhirnya tiba di Pos 1 pada pukul 12.00. Pos 1 ini terletak di tempat terbuka dan panas oleh terik matahari, makanya kami hanya istirahat sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan setelah dirasa cukup.
jembatan sebelum pos 1

pos 1


Menuju pos 2 jalur masih terbuka melewati perbukitan. Pukul 12.30 kami tiba dipos 2 yang berada di sebelah kiri jembatan. Di bawah jembatan ini adalah sungai kering, tapi masih terdapat beberapa genangan yang menjadi sumber air. Di pos ini kami masak untuk makan siang, baru setelah itu melanjutkan perjalanan lagi. setelah pos 2 ini jalur sedikit menanjak, sebelum sampai di Pos 3 kami terlebih dahulu melewati pos extra. Di dekat sinilah terdapat sumber air berupa genangan. Pukul 15.15 kami tiba di Pos 3 dan memutuskan untuk camp di sini malam ini. Pos 3 ini berada tepat di samping sebuah sungai kering. Setelah buka tenda kami langsung mulai acara masak-masak, hehe..Kali ini menu makan malam telor dadar, mie goreng dan ditambah rendang sapi yang dibawa teman-teman Padang. Sekitar pukul 22.00 kami mulai beranjak tidur.
pos 2

camp d pos 3

19 Juni 2012 pukul 06.30 kami bangun, pemandangan pagi lumayan indah dari Pos 3. Langit biru, cahaya matahari sedikit tertutup bukit, bahkan suara lolongan anjing hutan yang terdengar seperti suara srigala pun turut menyambut pagi. Habis sarapan dan packing, pukul 09.00 kami start dari Pos 3 menuju pelawangan Sembalun. Medannya berupa tanjakan-tanjakan yang berbukit. Butuh sekitar 4 jam untuk kami sampai di Pelawangan Sembalun. Pukul 13.00 kami sampai dan langsung disambut gerimis. Tenda kami buka, setelah gerimis reda kami segera mengambil air, tempatnya turun ke arah kiri dari jalur pendakian. Kegiatan sore itu hanya masak lalu makan malam. Dan kami baru tidur pukul 21.30


plawangan sembalun
20 Juni 2012 pukul 01.30 alarmku berbunyi, aku pun segera bangun dan siap-siap untuk summit attack. Setelah makan sedikit roti dan minum susu hangat, pukul 03.00 kami pun berangkat untuk naik ke Puncak. Keadaan masih berkabut sehingga kami harus extra hati-hati karena medan yang kami lewati adalah sebuah punggungan sementara di kanan-kiri adalah jurang. Trek di jalur ini berupa pasir dan kerikil-kerikil, semakin ke atas medan terus menanjak. Banyak pendaki lain yang mendahului kami, mereka semua adalah turis asing yang didampingi guide lokal, tampaknya kali ini hanya kami pendaki asli Indonesia.  Setelah hampir 4 jam mendaki, akhirnya kami sampai di Puncak Gunung Rinjani pada pukul 07.00. Ini adalah tanah tertinggi di Pulau Lombok dengan ketinggian 3726 Mdpl.

Matahari tertutup awan, tapi pemandangan Segara Anak  terlihat sangat indah dengan airnya yang tenang dan berwarna hijau, membuat kami takjub. Di sisi timur danau terdapat gunung Barujari masih aktif. Di kejauhan juga terlihat lautan dan Gili-Gili yang berjejer, yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Terawangan. Gunung Agung di sebelah barat juga terlihat dari Puncak Rinjani ini. Sementara di sebelah timur terlihat Gunung Tambora.  Sungguh indah pemandangan alam ciptaan Tuhan ini. Rinjani memang memiliki daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Lombok.  Bahkan kebanyakan yang mendaki Rinjani adalah turis asing, seperti saat pendakian kami kali ini yang didominasi pendaki asing.
danau segara anak

aku d puncak rinjani


Pukul 07.30 kami turun dari Puncak dan sampai di Pelawangan Sembalun pukul 09.00 kemudian langsung masak untuk sarapan. Oh iya, satu hal yang harus diperhatikan di Pelawangan Sembalun adalah kita harus hati-hati dengan monyet-monyet di sini, apalagi kalo mereka mencium bau makanan pasti langsung mendekat.  Usai sarapan dan packing pukul 11.30 kami turun ke Segara Anak, tapi kali ini Loker tidak ikut bersama kami, dia turun kembali lewat jalur Sembalun sementara kami berempat turun ke Segara Anak. Medan turun menuju Segara Anak cukup curam, trek berupa bebatuan. Suasana saat itu masih berkabut. Butuh sekitar 2,5 jam untuk sampai di Segara Anak. Pukul 14.00 kami sampai di tepian Segara Anak dan langsung disambut hujan. Kami langsung membuka flyset  untuk berteduh sementara waktu sembari menunggu reda. Pukul 16.30 kami baru membuka tenda, sudah banyak tenda-tenda lain  yang berada di sini dari kemarin. Di sini kami bertemu pendaki  dari Jakarta, Malang, Semarang dan ada juga dari Solo. Aku senang bertemu pendaki dari Negara sendiri karna selama perjalanan  naik yang kami temui kebanyakan turis asing. Sore di Segara Anak masih berselimut kabut. Kami hanya duduk-duduk di dalam tenda sambil masak untuk makan malam. Setelah makan dan puas ngobrol dengan teman-teman, pukul 23.00 aku baru tidur.
camp d tepi danau segara anak


21 Juni 2012 pukul 05.30  aku sudah bangun. Pukul 06.00 aku mengajak Budi untuk mengambil air ke sumber air yang berjarak tempuh sekitar 10 menit dari camp kami. Kami harus menyebrang untuk mencapai sumber air ini.  Kami harus berhati-hati ketika berjalan di setapak sekitar sungai karena banyak ranjau alias kotoran.  Setelah mengambil air kami mampir ke sumber air panas yang letaknya di pinggir sungai dan di sebelah air terjun. Aku dan Budi pun langsung berendam di sini, lumayan untuk membersihkan badan kami yang sudah berhari-hari tidak mandi. Berendam di kolam air hangat  di sebelah air terjun di tengah alam terbuka sungguh pengalaman yang indah. Pukul 08.00 kami kembali ke tenda dan jam 10.00 mulai masak untuk makan siang. Pukul 13.00 selesai makan kami jalan-jalan ke Goa Susu, tempatnya lumayan jauh, sekitar 30 menit dari Segara Anak. Goa Susu juga merupakan salah satu sumber air panas di Gunung Rinjani ini. Banyak kolam-kolam untuk berendam dengan kadar panas berbeda-beda. Pukul 14.30 kami sudah kembali ke camp di Segara Anak. Kami iseng-iseng mancing dan dapet 3 ekor ikan kecil. Ikan di danau Segara Anak ini memang sangat melimpah, banyak pendaki ataupun penduduk lokal yang sengaja datang untuk memancing. 3 ekor ikan tadi aku bakar untuk makan malam, lumayan untuk lauk, hehe..  Satu hari penuh kami menikmati keindahan Segara Anak dan sekitarnya.
mancing

mandi d kolam air hangat

goa susu

dapat ikan

bakar-bakar

22 Juni 2012 pukul 03.30 aku sudah bangun dan masak nasi goreng plus telor dadar. Pukul 05.00 aku bangunkan Budi untuk sarapan. Pukul 07.00 kami memulai perjalanan turun lewat jalur Senaru.  Pertama kami harus menyebrang sungai, terus melipir di tepian danau. Kemudian trek mulai dengan tanjakan-tanjakan yang melelahkan menuju Pelawangan Senaru hingga akhirnya tiba pukul 09.30 setelah melewati medan tanjakan. Di sini adalah tempat terakhir dimana kami bisa melihat pemandangan danau Segara Anak yang indah. Setelah Pelawangan Senaru medan mulai menurun, kemudian kami sampai di Pos cemara lima. Trek terus menurun, baru setelah pos 3 kami masuk daerah hutan yang cukup rimbun. Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan turis asing yang akan mendaki Rinjani. Akhirnya kami tiba di Pos Senaru pukul 14.00 terus jalan kaki turun dari Pos Senaru melewati jalan aspal menuju tempat wisata air terjun Sendang Gila. Kami masuk tempat wisata ini dengan retribusi @Rp.5.000,00. Debit air terjun ini sangat deras sampai aku tak kuat berdiri lama di bawahnya. Gunung Rinjani sungguh menawarkan berbagai pesona alam yang menarik.

dlihat dr plawangan senaru

sindang gila


Sepulang dari air terjun Sendang Gila kami berjalan turun ke rumah Bapak Amak Karim, beliau adalah salah satu guide dan porter  di Rinjani. Kami menginap di rumahnya atas rekomendasi  Bang Abdul, seorang guide juga, kenalan Ape dan Tanjung saat turun dari Segara Anak ke Senaru. Keluarga Bapak Amak Karim sangat ramah, di sini kami dijamu dengan makanan khas Lombok. Alhamdulillah, selama dalam perjalanan kami selalu bertemu dengan orang-orang yang baik. Semoga Tuhan membalas kebaikan mereka dengan berlipat ganda.
Loker Alfonso + aku 

teman dr malang+semarang

APe-Budi-Bp.Amak karim-aku-Tanjung-Ibu d belakang

Ucapan terimakasih :
Tuhan YME
Teman-teman perjalanan : Budi, Ape, Tanjung
Teman-teman PMI Selong Lombok Timur
Teman-teman Oasistala
Teman-teman dari Malang, Jakarta, Semarang, dll. yang bertemu kami di Segara Anak
Bang Abdul dan Bapak Amak Karim

Next part : Gili Terawangan