Ketika kita asyik minum...
Ketika kita asyik makan...
Mereka haus...
Mereka lapar...
(Ethiopia-Iwan Fals)
Ini tentang resepsi pernikahan di desaku. Dan mungkin juga di desamu,bahkan mungkin di kota-kota besar sana. Ini tentang sebuah keprihatinan setiap kali aku datang ke resepsi pernikahan. Disana banyak sekali makanan. Dan pastinya banyak tamu undangan yang datang. Disana pasti kita disuguhi berbagai macam makanan. Sayangnya aku sering melihat banyak tamu undangan yang hanya memakan setengah porsi dari makanan yang disuguhkan padanya. Entah karena sudah kenyang. Entah karena gengsi,takut dibilang rakus. Atau entah kesalahan dalam memaknai kesopanan,yaitu tidak makan sampai habis. Yang sisa makanannya sudah pasti akan terbuang. Aku sering melihat sisa-sisa makanan itu dibuang bertumpuk-tumpuk. Pernahkah kita berpikir,mungkin di sebuah rumah di desa kita ada sebuah keluarga yang belum makan. Atau mungkin di daerah lain masih ada orang yang kesulitan memperoleh makanan.
Aku pribadi mungkin juga pernah melakukan hal demikian. Membuang makanan. Tapi bayangkan dalam sebuah resepsi pernikahan. Betapa banyak makanan sisa para tamu yang terbuang. Aku tidak ingin menyalahkan tradisi dalam mengadakan resepsi. Tapi bukankah dalam semua agama itu pasti mengajarkan tentang kesederhanaan?
Hal itulah yang selalu membuatku merasa tidak nyaman berada di sebuah resepsi pernikahan. Jika bukan karena alasan kemasyarakatan dan kekeluargaan,mungkin aku akan lebih memilih berada di rumah. Setiap kali berada di resepsi pernikahan,aku slalu berusaha untuk memakan makanan yang disuguhkan sampai habis. Tak peduli orang berkata aku rakus. Karena aku pribadi sering mengalami kekurangan atau hanya memiliki makanan yang sangat sederhana saat naik gunung. Setidaknya itu menjadi pelajaran pribadi bagiku untuk slalu lebih menghargai makanan.
Ini tentang keprihatinan melihat sebuah resepsi pernikahan.
25/12/13
"Setiap perjalanan adalah kelahiran. Setiap catatan adalah mozaik diri kita. Dan biarkan setiap kata menemukan takdirnya."
Perjalanan Halaman
25 Desember 2013
Adikku
Libur tlah tiba....libur tlah tiba...ya,begitulah kata Tasya. Begitu pun kata adikku,libur sekolahnya sudah tiba. Aku sudah menjanjikan pada adikku untuk mengajaknya liburan ke Jogja. Dan minggu kemarin aku menepati janjiku. Tapi aku memberikan syarat padanya,yaitu setelah main ke Jogja dia harus menulis sebuah karangan tentang pengalamannya berlibur. Adikku pun menyanggupinya. Dan inilah tulisan dia,yang penuh keluguan seorang bocah kelas 4 SD.
Berlibur ke Yogyakarta
Pada hari sabtu tanggal 21 Desember 2013 aku tidur di rumah kakakku, Aku bangun jam 04.00 wib,kemudian pulang ke rumah. Aku nonton tv bersama adikku jam 04.30 sampai jam 05.00wib. Lalu aku bermain bersama adikku sampai jam 05.20wib. Tidak lama kemudian kakakku bangun. Setelah itu kami mandi. Setelah barang-barang dibawa,kami berangkat ke stasiun Solo Balapan mengendarai sepeda motor. Sesampainya disana kami membeli tiket,harganya Rp 20.000,-. Kami berangkat menggunakan kereta Sriwedari jam 08.00wib. Sesampainya di stasiun Tugu,kami berjalan-jalan di Jogja. Kami memotret patung dan dokar-dokar melewati Jl.Malioboro. Ada tukang becak menawarkan becaknya.
"becak dek" kata tukang becak
"nggak pak" kata kakakku
Aku dan kakakku berjalan-jalan ke Malioboro dan Taman Pintar. Terus kami membeli tiket masuk ke Taman Pintar. Disana kami memotret gambar-gambar Presiden RI, ikan-ikan, patung dinosaurus, dan patung manusia purba. Lalu kami membeli buku. Kemudian kami berjalan ke stasiun Tugu. Ada tukang becak menawarkan becaknya.
"becak dek" kata tukang becak itu
"nggak pak" kata kakakku
Aku membeli oleh-oleh untuk adikku di rumah. Aku suka memotret dokar yang ada disana. Akhirnya kami sampai di stasiun Tugu. Kami membeli tiket,harganya Rp 10.000,-. Kami naik kereta Pramex jam 14.30. Setelah sampai di stasiun Solo Balapan kami pulang ke rumah.
(Zaenal Abidin)
Itulah tulisan sederhana adikku ;-).
Sepertinya,tawaran para tukang becak itu sangat membekas di ingatannya. Bahkan sampai di rumah dia masih suka bercanda, becak dek...hehe. Aku sengaja mengajaknya jalan kaki dengan alasan kesehatan dan penghematan. dan alhamdullilah dia menyukainya :).
Berlibur ke Yogyakarta
Pada hari sabtu tanggal 21 Desember 2013 aku tidur di rumah kakakku, Aku bangun jam 04.00 wib,kemudian pulang ke rumah. Aku nonton tv bersama adikku jam 04.30 sampai jam 05.00wib. Lalu aku bermain bersama adikku sampai jam 05.20wib. Tidak lama kemudian kakakku bangun. Setelah itu kami mandi. Setelah barang-barang dibawa,kami berangkat ke stasiun Solo Balapan mengendarai sepeda motor. Sesampainya disana kami membeli tiket,harganya Rp 20.000,-. Kami berangkat menggunakan kereta Sriwedari jam 08.00wib. Sesampainya di stasiun Tugu,kami berjalan-jalan di Jogja. Kami memotret patung dan dokar-dokar melewati Jl.Malioboro. Ada tukang becak menawarkan becaknya.
"becak dek" kata tukang becak
"nggak pak" kata kakakku
Aku dan kakakku berjalan-jalan ke Malioboro dan Taman Pintar. Terus kami membeli tiket masuk ke Taman Pintar. Disana kami memotret gambar-gambar Presiden RI, ikan-ikan, patung dinosaurus, dan patung manusia purba. Lalu kami membeli buku. Kemudian kami berjalan ke stasiun Tugu. Ada tukang becak menawarkan becaknya.
"becak dek" kata tukang becak itu
"nggak pak" kata kakakku
Aku membeli oleh-oleh untuk adikku di rumah. Aku suka memotret dokar yang ada disana. Akhirnya kami sampai di stasiun Tugu. Kami membeli tiket,harganya Rp 10.000,-. Kami naik kereta Pramex jam 14.30. Setelah sampai di stasiun Solo Balapan kami pulang ke rumah.
(Zaenal Abidin)
Itulah tulisan sederhana adikku ;-).
Sepertinya,tawaran para tukang becak itu sangat membekas di ingatannya. Bahkan sampai di rumah dia masih suka bercanda, becak dek...hehe. Aku sengaja mengajaknya jalan kaki dengan alasan kesehatan dan penghematan. dan alhamdullilah dia menyukainya :).
Langganan:
Postingan (Atom)