Di markas PMI Selong kami memanfaatkan waktu untuk
istirahat. Tapi di sela-sela istirahat kami juga sempat maen ke Sekre
Oasistala, organisasi Pecinta Alam nya Loker , jalan-jalan di alun-alun dan
taman kota Selong yang asri serta pergi ke Pasar tradisional Selong untuk
membeli logistik pendakian. Di PMI aku juga sempat mencuci pakaianku yang
kotor. Baru pada senin 18 Juni 2012
setelah sarapan, kami berlima (aku, Budi, Tanjung, Ape, Loker) berangkat dari
PMI Selong menuju Pasar Aikmel naik carry dengan ongkos @Rp.6.000,00 . Pukul
07.30 kami sampai di Pasar Aikmel, dari sini naik mobil pick up ke Sembalun
dengan ongkos Rp.15.000,00 dan tiba di Pos Perijinan Sembalun pukul 09.30. Kami
kemudian turun untuk mendaftar pendakian dengan biaya @Rp.10.000,00. Dari sini
kami diantar oleh sopir pick up ke titik awal pendakian kami di Jalur Bawa
Naong. Kami tidak mendaki lewat pintu gerbang Sembalun tapi lewat jalur Bawa
Naong karna rekomendasi dari Loker kalo jalur ini lebih cepat untuk menghemat
waktu dan tenaga. Sembalun sendiri adalah daerah yang cukup indah dikelilingi
bukit-bukit Rinjani. Usai menyiapkan perbekalan air kami pun memulai pendakian
gunung Rinjani sekitar pukul 10.00.
|
start jalur bawa naong |
|
|
trek awal |
|
Jalur pendakian dari sisi timur Rinjani ini memang terkenal
dengan medan sabananya yang sangat terbuka. Terik panas matahari tak bisa
dihindari, tapi pemandangan Gunung Rinjani yang terlihat indah cukup memberi
kami semangat. Setelah 1 jam berjalan kami sampai di pertigaan dekat jembatan,
ini adalah pertemuan jalur dari Bawa Naong dan Gerbang Sembalun. Kami melewati
beberapa sungai kering dan jembatan sebelum akhirnya tiba di Pos 1 pada pukul
12.00. Pos 1 ini terletak di tempat terbuka dan panas oleh terik matahari,
makanya kami hanya istirahat sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan
setelah dirasa cukup.
|
jembatan sebelum pos 1 |
|
|
pos 1 |
|
Menuju pos 2 jalur masih terbuka melewati perbukitan. Pukul
12.30 kami tiba dipos 2 yang berada di sebelah kiri jembatan. Di bawah jembatan
ini adalah sungai kering, tapi masih terdapat beberapa genangan yang menjadi
sumber air. Di pos ini kami masak untuk makan siang, baru setelah itu
melanjutkan perjalanan lagi. setelah pos 2 ini jalur sedikit menanjak, sebelum
sampai di Pos 3 kami terlebih dahulu melewati pos extra. Di dekat sinilah
terdapat sumber air berupa genangan. Pukul 15.15 kami tiba di Pos 3 dan
memutuskan untuk camp di sini malam ini. Pos 3 ini berada tepat di samping
sebuah sungai kering. Setelah buka tenda kami langsung mulai acara masak-masak,
hehe..Kali ini menu makan malam telor dadar, mie goreng dan ditambah rendang
sapi yang dibawa teman-teman Padang. Sekitar pukul 22.00 kami mulai beranjak
tidur.
|
pos 2 |
|
|
camp d pos 3 |
|
19 Juni 2012 pukul 06.30 kami bangun, pemandangan pagi
lumayan indah dari Pos 3. Langit biru, cahaya matahari sedikit tertutup bukit,
bahkan suara lolongan anjing hutan yang terdengar seperti suara srigala pun
turut menyambut pagi. Habis sarapan dan packing, pukul 09.00 kami start dari
Pos 3 menuju pelawangan Sembalun. Medannya berupa tanjakan-tanjakan yang
berbukit. Butuh sekitar 4 jam untuk kami sampai di Pelawangan Sembalun. Pukul
13.00 kami sampai dan langsung disambut gerimis. Tenda kami buka, setelah
gerimis reda kami segera mengambil air, tempatnya turun ke arah kiri dari jalur
pendakian. Kegiatan sore itu hanya masak lalu makan malam. Dan kami baru tidur
pukul 21.30
|
plawangan sembalun |
|
20 Juni 2012 pukul 01.30 alarmku berbunyi, aku pun segera
bangun dan siap-siap untuk summit attack. Setelah makan sedikit roti dan minum
susu hangat, pukul 03.00 kami pun berangkat untuk naik ke Puncak. Keadaan masih
berkabut sehingga kami harus extra hati-hati karena medan yang kami lewati
adalah sebuah punggungan sementara di kanan-kiri adalah jurang. Trek di jalur
ini berupa pasir dan kerikil-kerikil, semakin ke atas medan terus menanjak.
Banyak pendaki lain yang mendahului kami, mereka semua adalah turis asing yang
didampingi guide lokal, tampaknya kali ini hanya kami pendaki asli
Indonesia. Setelah hampir 4 jam mendaki,
akhirnya kami sampai di Puncak Gunung Rinjani pada pukul 07.00. Ini adalah
tanah tertinggi di Pulau Lombok dengan ketinggian 3726 Mdpl.
Matahari tertutup awan, tapi pemandangan Segara Anak terlihat sangat indah dengan airnya yang
tenang dan berwarna hijau, membuat kami takjub. Di sisi timur danau terdapat gunung Barujari masih aktif. Di kejauhan juga terlihat
lautan dan Gili-Gili yang berjejer, yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili
Terawangan. Gunung Agung di sebelah barat juga terlihat dari Puncak Rinjani
ini. Sementara di sebelah timur terlihat Gunung Tambora. Sungguh indah pemandangan alam ciptaan Tuhan
ini. Rinjani memang memiliki daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan lokal
maupun mancanegara untuk berkunjung ke Lombok.
Bahkan kebanyakan yang mendaki Rinjani adalah turis asing, seperti saat
pendakian kami kali ini yang didominasi pendaki asing.
|
danau segara anak |
|
|
aku d puncak rinjani |
|
Pukul 07.30 kami turun dari Puncak dan sampai di Pelawangan
Sembalun pukul 09.00 kemudian langsung masak untuk sarapan. Oh iya, satu hal
yang harus diperhatikan di Pelawangan Sembalun adalah kita harus hati-hati
dengan monyet-monyet di sini, apalagi kalo mereka mencium bau makanan pasti
langsung mendekat. Usai sarapan dan
packing pukul 11.30 kami turun ke Segara Anak, tapi kali ini Loker tidak ikut
bersama kami, dia turun kembali lewat jalur Sembalun sementara kami berempat
turun ke Segara Anak. Medan turun menuju Segara Anak cukup curam, trek berupa
bebatuan. Suasana saat itu masih berkabut. Butuh sekitar 2,5 jam untuk sampai
di Segara Anak. Pukul 14.00 kami sampai di tepian Segara Anak dan langsung
disambut hujan. Kami langsung membuka flyset
untuk berteduh sementara waktu sembari menunggu reda. Pukul 16.30 kami
baru membuka tenda, sudah banyak tenda-tenda lain yang berada di sini dari kemarin. Di sini
kami bertemu pendaki dari Jakarta,
Malang, Semarang dan ada juga dari Solo. Aku senang bertemu pendaki dari Negara
sendiri karna selama perjalanan naik
yang kami temui kebanyakan turis asing. Sore di Segara Anak masih berselimut
kabut. Kami hanya duduk-duduk di dalam tenda sambil masak untuk makan malam.
Setelah makan dan puas ngobrol dengan teman-teman, pukul 23.00 aku baru tidur.
|
camp d tepi danau segara anak |
|
22 Juni 2012 pukul 03.30 aku sudah bangun dan masak nasi
goreng plus telor dadar. Pukul 05.00 aku bangunkan Budi untuk sarapan. Pukul
07.00 kami memulai perjalanan turun lewat jalur Senaru. Pertama kami harus menyebrang sungai, terus
melipir di tepian danau. Kemudian trek mulai dengan tanjakan-tanjakan yang
melelahkan menuju Pelawangan Senaru hingga akhirnya tiba pukul 09.30 setelah melewati
medan tanjakan. Di sini adalah tempat terakhir dimana kami bisa melihat
pemandangan danau Segara Anak yang indah. Setelah Pelawangan Senaru medan mulai
menurun, kemudian kami sampai di Pos cemara lima. Trek terus menurun, baru
setelah pos 3 kami masuk daerah hutan yang cukup rimbun. Sepanjang perjalanan
kami berpapasan dengan turis asing yang akan mendaki Rinjani. Akhirnya kami tiba di Pos Senaru pukul 14.00 terus jalan
kaki turun dari Pos Senaru melewati jalan aspal menuju tempat wisata air terjun
Sendang Gila. Kami masuk tempat wisata ini dengan retribusi @Rp.5.000,00. Debit
air terjun ini sangat deras sampai aku tak kuat berdiri lama di bawahnya.
Gunung Rinjani sungguh menawarkan berbagai pesona alam yang menarik.
|
dlihat dr plawangan senaru |
|
|
sindang gila |
|
Ucapan terimakasih :
Tuhan YME
Teman-teman perjalanan : Budi, Ape, Tanjung
Teman-teman PMI Selong Lombok Timur
Teman-teman Oasistala
Teman-teman dari Malang, Jakarta, Semarang, dll. yang
bertemu kami di Segara Anak
Bang Abdul dan Bapak Amak Karim
Next part : Gili Terawangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung. Mari budayakan berkomentar :)