9 Januari 2014

Stasiun Kereta

  Lihat berita di tv hari ini :
"pedagang-pedagang asongan di stasiun kereta api Jombang dilarang masuk ke dalam stasiun dan dilarang berjualan di dalam gerbong kereta api. 'penertiban' ini menyebabkan bentrok antara pedagang dan petugas keamanan. Para pedagang yang didorong mundur oleh petugas keamanan stasiun tersulut emosinya dan melemparkan barang-barang dagangan mereka ke arah petugas".

Aku adalah salah satu orang yang menyukai transportasi kereta api. Beberapa waktu lalu aku sempat ngobrol dengan seorang pedagang angkringan di depan stasiun Jebres-Solo. Saat itu aku sedang menikmati secangkir kopi susu sambil menunggu hujan reda. Bapak paruh baya itu memulai obrolannya dengan bertanya basa-basi padaku,mau kemana? Mungkin untuk sekedar mengusir sunyi di warungnya yang sepi. Lalu Bapak itu mulai bercerita soal peraturan-peraturan baru tentang kereta api. Pembelian tiket dengan sistem online dan boking. Harga tiket yang naik. Pedagang-pedagang asongan yang dilarang berjualan. Menurut Bapak itu orang kecil seperti mereka lah(sepertiku juga) yang menjadi korban dari peraturan-peraturan baru itu.
"Kita ini sebenarnya di adu domba mas" kata Bapak itu,lalu dia menjelaskan maksudnya padaku yang kelihatan bingung dengan peryataannya tadi.
Maksud Bapak itu adalah pedagang-padagang asongan dan petugas keamanan stasiun yang sama-sama rakyat kecil itu bentrok karena mempertaruhkan nasibnya masing-masing. Para pedagang asongan itu ingin tetap berjualan di kereta untuk menyambung hidup,sedangkan petugas-petugas keamanan itu harus menuruti perintah atasan mereka yang berdalih 'penertiban' itu agar mereka tetap mempunyai pekerjaan.

Sambil sesekali menyeruput kopiku,aku masih mendengarkan keluhan-keluhan Bapak itu. Memang sebagian kalangan(terutama menengah ke atas) menilai peraturan-peraturan baru itu adalah sebuah kemajuan. Tapi bagi sebagian pihak lain(terutama pedagang asongan) menganggapnya sebagai penindasan. Bagiku pro dan kontra adalah sebuah hal yang wajar. Tapi pastilah ada cara yang lebih bijak untuk menyelesaikan masalah itu. Toh selama ini para penumpang bisa berdampingan dengan para pedagang asongan,walau pun pasti ada sebagian penumpang yang tidak suka dengan kehadiran mereka. Misalnya,selama ini banyak para penumpang yang lebih  memilih membeli kopi pada para pedagang asongan yang harganya lebih murah daripada membeli di restoran dalam gerbong kereta.

Kereta ekonomi adalah transportasi rakyat kecil di negara ini yang murah meriah,dulu. Gerbong kereta adalah denyut nadi kehidupan bagi mereka para pedagang asongan. Kalau harga tiket kereta semakin mahal,apalagi yang bisa dinikmati rakyat kecil di negara ini jika transportasi murah kini tak ada. Dan kalau para pedagang asongan dilarang berjualan,apalagi harapan hidup mereka jika gerbong kereta tempat mereka menyambung hidup tak boleh mereka injak lagi.

Gerimis sore itu tak kunjung reda. Sampai segelas kopiku habis. Dan aku pun pergi dari warung itu setelah mendapatkan senyuman tulus yang menyimpan harapan dari Bapak pedagang angkringan di depan stasiun itu.