11 Agustus 2015

Kini Hal Baik Malah Ditertawakan

Ini tentang hal kecil dalam kehidupan. Yang mungkin sering kita jalani atau temui sehari-hari. Waktu terus bergerak maju. Alam berubah sesuai zaman dan perilaku manusia. Sedangkan manusianya sendiri akan terus berubah sesuai bergeraknya waktu.

Ini tentang kebaikan-kebaikan atau kebenaran-kebenaran kecil yang kini hampir sudah tidak dipedulikan. Tentang perilaku baik atau benar yang kini malah ditertawakan.

Pernah sebuah pengalaman menyadarkanku akan hal itu.
Di Taman Nasional Gunung Bromo, tempat wisata yang selalu ramai oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak peduli di hari-hari biasa pengunjung tetap ada. Apalagi di hari libur nasional yang panjang, pengunjung akan membludak. Di pagi hari,ketika wisatawan berkerumun sedang menunggu matahari terbit di Bukit Mentigan. Di antara wajah-wajah penuh harap menanti sang Raja Pagi. Menunggu sinarnya menghangatkan bumi. Aku melihat sepasang turis manca yang terlihat bingung. Si Wanita membawa wadah Pop Mie(maaf menyebut merk) yang sudah kosong selesai dia makan. Sementara Si Lelaki terlihat bingung seperti mencari sesuatu tempat. Aku memperhatikan dari belakang mereka. Lalu Si Wanita itu mengantongi bekas wadah mie yang sudah kosong itu. Dia memasukkan wadah mie(boleh kita sebut sampah) itu ke dalam saku celana cargonya. Aku berpikir, "Hebat benar perilaku bule itu, mungkin hal itu sudah menjadi budaya di negaranya. Dia rela mengantongi sampah itu karena tidak menemukan tempat sampah." Sementara orang di sampingku, yang ternyata dia orang Pribumi melihat kejadian itu dia malah tertawa kecil. Sunggingan bibirnya terlihat seprti orang jijik dengan hal itu. Dan tak jauh dari tempatku berdiri juga banyak wadah mie yang bergelatak di tanah. Aku bertanya-tanya, "Kenapa kita sebagai tuan rumah malah tidak peduli dengan lingkungan kita, sementara tamu-tamu asing itu lebih peduli ? Dan tragisnya kita malah menertawakan mereka."

Pengalaman lain lagi, di hari yang lain di jalanan kota Jogja.Di Malioboro yang terkenal itu aku melihat kejadian yang hampir persis. Seorang turis manca, lelaki yang lumayan tua mengantongi botol air mineralnya yang sudah kosong. Aku berpikir "Tidak mungkin dia akan menggunakan botol itu lagi untuk tempat minum." Jelas dia tidak menemukan tempat sampah untuk membuang botol bekasnya itu. Sementara kita sering seenaknya melempar botol bekas air mineral ke jalanan, ke selokan, atau pun ke sungai. Padahal di banyak tempat himbauan untuk "Jangan Membuang Sampah Sembarangan" itu sering kita lihat.

Satu hal lain, ketika aku berniat untuk membuat sebuah rumah baca(perpustakaan sederhana) di rumah. Dengan tujuan untuk menyediakan buku-buku bacaan bagi teman-teman atau orang-orang yang tidak mempunyai akses meminjam buku di perpustakaan resmi(sekolah/universitas). Selain untuk meningkatkan minat baca kedepannya (walaupun sangat susah). Ketika aku mengajukan pendapat itu ke salah seorang temanku. Dia memberikan komentarnya "Lebih baik buka warung saja, menghasilkan uang. Mau nyari apa buka perpustakaan ?" Ungkapnya sambil tertawa,hahaha. Aku pun menanggapinya dengan tertawa,hahaha. Kenapa di zaman sekarang ketika orang mempunyai niat baik atau bahkan menjalankan hal baik malah ditertawakan ? Kenapa di zaman sekarang kebanyakan orientasi hidup seseorang adalah tentang materi (uang dan sebagainya) ?

Satu hal kecil lainnya, ini sering aku alami di tempat kerja. Ruang istirahat yang disediakan untuk karyawan sekarang sudah lebih baik. Daripada dulu tidak disediakan tempat istirahat. Tapi aku heran, ketika diberi peraturan "Sepatu Harap Dilepas" untuk tetap menjaga kebersihan, banyak orang yang tidak peduli dengan hal itu. Awalnya satu-dua orang yang melanggar, lama-kelamaan semakin banyak saja yang tetap memakai sepatunya tanpa peduli untuk menjaga kebersihan tempat istirahat mereka sendiri. Coba kalau hal itu terjadi di rumah mereka, aku yakin mereka juga tidak akan terima jika rumah mereka dikotori. Mungkin itu adalah bukti dari pendapat "Sebuah hal buruk atau salah itu memang mudah sekali menyebar atau ditirukan. Tetapi sebuah hal baik atau benar itu sulit sekali untuk ditularkan. Malah mungkin anda akan ditertawakan ketika melakukan hal baik atau benar itu." Entah apa yang dipikirkan mereka. Setiap kepala memang berbeda-beda pemikiran.


Ya, itu hanya sebagian kisah kecil dalam hidup kita sehari-sehari.
Kita bebas menjalani kehidupan kita. Tapi ingat, "Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai."


(Ngopi pagi , 09.35, 11/08/2015