17 Juli 2012

Trip Backpacker Kusam ke Sumbawa-Lombok-Bali (Part 1) : Perjalanan Menuju Dompu

Trip ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari, dari dulu aku sangat ingin melakukan perjalanan dalam waktu yang lama. Mungkin satu bulan belum terlalu lama bagi backpacker  yang berpengalaman, tapi bagiku 1 bulan akan menjadi perjalanan yang cukup panjang.

Bulan Juni tiba, ini waktu yang kutunggu untuk mewujudkan impianku, melakukan perjalanan panjang ala backpacker *kere,hehe* ke Sumbawa-Lombok-Bali. Rencananya aku akan start dari Solo tanggal 9 Juni. Tapi mendekati hari H masih belum mendapat tiket kereta. Hari jumat tanggal 8 Juni 2012 aku mencari tiket kereta ke stasiun Jebres-Solo. Mencoba lobi ke loket tapi tetap saja tak ada tiket untuk tanggal 9, kata penjaga loket baru ada tiket kereta ekonomi ke Banyuwangi tanggal 11. Karna aku sudah tak sabar lagi ingin segera berangkat memulai petualanganku maka kucoba mencari via calo tapi tetap ga dapet juga. Akhirnya solusi pun datang. Budi (teman yang akan ngetrip bareng denganku) memberi kabar kalo dia dapet tiket kereta Sri Tanjung ke Banyuwangi dari calo di stasiun Purwasari Solo dengan harga @60.000 (harga dari loket @35.000), tapi gapapa daripada harus menunda keberangkatan, pikirku. Malam itu kami langsung packing di kosan Yudi di daerah Mojosongo, kami pilih packing disini karna tempatnya dekat dengan stasiun Jebres. Kereta untuk besok berangkat pagi sekitar jam 8.

Sabtu 9 Juni 2012. Pagi ini aku bangun lebih awal karena sedang bersemangat untuk memulai petualangan. Jam 06.00 aku sudah berangkat dari rumah diantar adikku ke jalan raya Kalioso. Dari situ aku naek bus ke Solo menuju kosan Yudi karena barangku ada di sana. Sekitar jam 07.30 aku diantar Yudi dan teman-teman kos ke stasiun Jebres Solo sementara Budi naek kereta dari Stasiun Purwosari Solo. jam 08.15 Budi sms, kereta Sri Tanjung sudah masuk Stasiun Purwosari dan dia sudah naik. Jam 08.30 kereta masuk stasiun Jebres, Budi turun untuk memberikan tiketku dan mengambil tas kariernya yang segede lemari, hehe.. dan perjalanan dari Solo pun dimulai.

Aku dan Budi

Aku belum pernah ngetrip dengan Budi sebelumnya. Ini kali pertama kami jalan bareng. Kami pertama kenal waktu turun dari Gunung Merbabu setahun lalu. Perjalanan Solo-Banyuwangi akan memakan waktu yang cukup panjang. Kami mendapat tempat duduk di gerbong makan yang cukup longgar. Ibu-ibu yang duduk di depan kami sempat bertanya padaku, “jualan apa mas?”, katanya. Waduh, emang tampang kami mirip orang jualan apa bu, batinku.  Mungkin ibu itu belum pernah liat orang bawa tas/karier segede itu, makanya kami dikira jualan, hehe. Sekitar jam 14.00 kami sampai di Stasiun Gubeng Surabaya , di sini kereta memutar lokonya untuk melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi. Selama di kereta kami hanya jajan roti goreng 5 biji seharga lima ribu rupiah, lumayan buat ganjal perut, karena kami harus pandai berhemat dalam perjalanan awal (sedikit nyiksa perut gapapa lah, dah biasa.haha). Untungnya kami dapat sedikit tambahan makanan, kami dikasih sekotak donat oleh ibu-ibu yang duduk di samping kami, lumayan juga kan. Setelah hampir 13 jam di dalam kereta akhirnya kami sampai juga di Stasiun Banyuwangi pukul 21.30 WIB. Banyuwangi adalah kota paling timur di Pulau Jawa sehingga mendapat julukan The Sunrise of Java.

Pelabuhan Ketapang
Dari stasiun kami berjalan keluar menuju jalan raya untuk mencari warung makan karna sudah seharian perut ini belum mendapat asupan nasi, hehe. Dua piring nasi rames plus teh hangat seharga 16 ribu berdua cukup membuat kami kenyang. Setelah itu kami lanjutkan berjalan kaki ke Pelabuhan Ketapang yang hanya berjarak sekitar 2 km dari stasiun. Setiba di pelabuhan kami membeli tiket penyebrangan kapal Ferry seharga @6.000. Pukul 22.45 WIB kapal mulai berangkat, ombak malam itu lumayan besar sehingga kapal terombang-ambing di Selat Bali. Aku yang baru pertama kali naik kapal Ferry cukup dibuat pusing dan perut mual-mual. Akhirnya aku pun *maaf* muntah di toilet kapal. Sialan, rasanya bener-bener gak enak banget mabuk laut itu.




Minggu 10 Juni 2012 pukul 00.30 WITA kami tiba di pelabuhan Gilimanuk Bali. Setelah turun kapal kami berjalan kaki keluar pelabuhan  melewati pos pemeriksaan KTP, kemudian terus berjalan ke terminal bis Gilimanuk. Di sana bis jurusan Padang Bai masih ngetem. Kami pun harus menunggu lumayan lama. Baru sekitar pukul 02.30 bis berangkat walopun penumpang masih sedikit. Di awal perjalanan kondektur bis sering berhenti untuk sembahyang di beberapa pura, ini mungkin salah satu contoh ketaatan warga Bali dalam beragama, aku salut melihatnya. Baru setelah sembahyang itu kondektur meminta ongkos penumpang. Tarif dari Gilimanuk-Padang Bai @40.000. Di dalam perjalanan kami hanya bisa tidur-tidur ayam, sampai saat fajar tiba bis berhenti di terminal Ubung-Denpasar, ngetem sebentar mencari penumpang. Dan perjalanan dilanjutkan menuju Padang Bai. Sekitar pukul 8 kami sampai di Pelabuhan Padangbai setelah hampir 5 jam perjalanan dari Gilimanuk. 

Pelabuhan Padang Bai

Kami berjalan kaki masuk pelabuhan, tiket penyebrangan dari Padang Bai ke Pelabuhan Lembar-Lombok seharga @Rp. 36.000,00. Tapi kami tidak membeli tiket karna kami naik kapal ikut bis antar propinsi yang akan menyebrang juga, untuk itu kami membayar @Rp.25.000,00 ke kondektur bis. Memang perbuatan kami ini termasuk melanggar aturan, tapi demi menghemat dalam perjalanan kami terpaksa melakukan ini, hehe.. 

Nyebrang ke Sumbawa

Perjalanan dari Padang Bai-Lembar akan memakan waktu kurang lebih 5 jam. Aku sengaja minum antimo untuk mencegah mabuk laut lagi. Di kapal Ferry menuju Pulau Lombok ini banyak bacpakcker luar negeri. Bali dan Lombok memang surga bagi para backpacker. Pukul 09.30 WITA kapal berangkat, selama perjalanan kami disuguhi pemandangan selat Lombok yang biru dan deretan pulau-pulau kecil yang hijau.  Pukul 14.00 kami sampai di Pelabuhan Lembar. Sebelum turun kami ditawari kondektur bis tadi untuk ikut dengannya dan hanya perlu membayar @Rp.10.000 sampai terminal Mandalika, Mataram. Kami pun akhirnya ikut bis itu sampai Mandalika dan tiba di sana pukul 14.45. Calo-calo bis langsung mendatangi kami, tapi kami menolak ikut mereka. Kami mampir dulu ke warung makan di terminal itu karna dari pagi belum sarapan.Setelah makan ada seorang ibu yang menawari kami untuk ikut bis suaminya dengan harga @Rp.100.000,00 sampai Dompu, padahal harga di agen @Rp.130.000. Kami pun segera mengambil kesempatan itu, lumayan bisa hemat ongkos lagi, terlebih anggaran kami sudah meleset jauh dari perkiraan. Biaya transportasi naek 2 kali lipat dari perhitungan kami. Pukul 15.30 bis Langsung Indah berangkat menuju Dompu melintasi daratan Lombok.


bis Mataram-Dompu
Senin 11 Juni 2012 sekitar pukul 02.30 WITA kami sampai di terminal Dompu setelah menempuh perjalanan dari Mataram selama hampir 11 jam. Terminal Dompu kecil dan sepi, banyak ditumbuhi rerumputan. Dompu adalah sebuah kota kecil di Pulau Sumbawa. Perlu dua hari perjalanan darat dan laut untuk mencapai kota ini dari Solo. Dari kota inilah perjalanan kami ke Gunung Tambora akan dimulai. Karna sudah tidak ada angkot akhirnya kami terpaksa menggunakan jasa ojek untuk mengantar ke Gedung Pemuda Kota Dompu. Ongkos ojek @Rp.20.000 (mahal karna sudah dini hari). Pukul 03.00 kami sampai di gedung Pemuda yang ternyata sudah lama tidak dipakai, sepi dan tak ada penghuninya. Kami masuk tanpa permisi lewat pintu belakang karna memang tidak ada orang di sana dan kami perlu istirahat pagi itu. Besok kami akan melanjutkan perjalanan ke Desa Pancasila di kaki Tambora. Pagi itu, di gedung yang sepi tak berpenghuni kami sempatkan tidur walau sebentar. 

Di Gedung Pemuda Dompu

Transportasi ke Dompu :
Solo-Banyuwangi > (kereta ekonomi Sri Tanjung) = @Rp. 35.000 (di loket)
Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi)-Pelabuhan Gilimanuk (Bali) > kapal fery = 6.000
Gilimanuk-Pelabuhan Padangbai  >bis ¾ = Rp. 40.000
Pelabuhan Padangbai(Bali)-Pelabuhan Lembar (Lombok)>kapal fery = @Rp.36.000 (di loket)
Pelabuhan Lembar-terminal Mandalika (Mataram)>bis/angkot =@Rp.10.000
Terminal Mandalika-Dompu >bis besar AC ekonomi = @Rp.130.000 (di agen bis)