13 Januari 2016

Merenungi Cerita Hidup

Beberapa hari lalu ada seorang teman bercerita padaku tentang kehidupannya. Kami teman lama yang sama-sama tahu kehidupan masing-masing. Di antara dinginnya hembusan angin gunung Lawu. Diguyur rintik hujan Di antara langkah-langkah kaki para pendaki yang melintas. Di tubir jurang dengan pemandangan lampu-lampu kota. Kami duduk bersila di dalam keremangan tenda. Menghirup sunyi ke dalam diri. Menyesap segala rasa, dari masa ke masa. Lalu kami muntahkan pada tenang dini hari. Semalaman suntuk tanpa tidur kami saling bercerita, saling berpendapat. Ya semua keluar begitu saja. Segala keluh, segala sesal, tak pantas jika kutuliskan. Cukup kubagi pada sebuah kesimpulan.

Di ujung subuh aku merenungi obrolan-obrolan itu, dan aku mengambil kesimpulan. Tak bijak jika kita membanding-bandingkan kehidupan seseorang satu sama lain, "Jika mereka di posisimu, atau jika kamu di posisiku, dan sebagainya." Lebih baik kita belajar mensyukuri kehidupan masing-masing. Semua kesulitan atau pun keberkahan itu pasti ada hikmahnya.

Mari kita terus belajar bersyukur saja, "Kita tuan pada masing-masing keputusan-keputusan." Jalan mana yang kita pilih, ya itu yang akan mempengaruhi hal apa yang akan kita hadapi. Kau memilih jalan keterikatan, sedang aku belajar memilih jalan pelepasan. Semestinya kita sama-sama mensyukuri jalan yang telah kita pilih. Sebisa mungkin kita belajar mengurangi keluhan, sebab hidup terlalu indah untuk dikeluhkan.

Semoga kita bisa terus belajar memaknai kehidupan, kawan.

(Lawu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Mari budayakan berkomentar :)