Pagi ini cerah, indah. Udara yang kuhirup masih sama seperti yang kemarin. Daun-daun pohon beringin depan rumah masih berguguran. Yang menguning, yang menua. Layaknya kita manusia, yang pasti akan menua. Berjalan beriringan dengan waktu. Apalagi yang ingin aku ambisikan? Cukuplah, mari berbahagia. Dan mulai berbahagia dengan segala kesederhanaan yang ada.
Pagi ini aku ditemani petikan gitar FSTVLST dan alunan syair Menantang Rasi Bintangnya.
Kesederhanaan
jadilah bunga yang mekar
dalam diri setiap kami
dan keberanian
tetaplah tumbuh menjadi akar
menembus ke tanah jiwa
memupuk hidup dengan cinta
(SB)
Menantang Rasi Bintang
Menantang rasi bintang
Membalik garis tangan
Menarikan cerita
Menuliskan lagi puisi
yang mulai kehilangan rimanya
Memotong awan pekat gelap
Melintang tepat di jantungnya
Terburailah darah cahaya
yang kini terhalang gelapnya
Terang berkilauan sinarnya, benderang
Diam sebentar mengendapkan, uraikan simpul kacaunya
Tenang sebentar membedakan, yang teringinkan dan terbutuhkan
Hidup itu sekali, dan mati itu pasti
Bisa jadi nanti atau setelah ini
Coba kau tulis ulang lagi
yang sejatinya kau cari
Maka sudahilah, sedihmu yang belum sudah
Segera mulailah, syukurmu yang pasti indah
dan berbahagialah, sudahilah sedihmu
yang selalu saja menantangmu
Puisinya menarik mas, lanjutkan kembalikan sastra-sastra kemanusiaan terlebih sastra Islam
BalasHapusterima kasih mas...
BalasHapus