Telan Cakrawalanya
Berjalan berputar-putar di kota yang ku tak tahu apa sebutannya
Tiada aroma selain panik ancam khawatir dan tergesa-gesa
Raung sirine meraung, debu dan asap bergulung
Tak terhitung sampah menggunung menelan cakrawalanya
Pepohonan kehilangan teduhnya, pun teduh kehilangan ramahnya
Ramah tamah terbaca agenda di baliknya
Raung sirine meraung, debu dan asap bergulung
Tak terhitung sampah menggunung menelan cakrawalanya
Wangi nafas hujan menghilang terlupakan
Riangnya nyanyi angin tertelan deru mesinnya manusia yang menggila putarnya
Gerus rakusnya manusia tak berujung nafsunya
Sumpal sungainya
Pangkas gunung-gunungnya
Bedil satwanya
Beton sawah-sawahnya
Keruk tanahnya
Babat pohon-pohonnya
Sampahi langitnya
Asapi udaranya
FSTVLST
Sumpah, keren sangat lirik lagunya itu. Berharap bisa membuat sajak sekeren itu. Salut untuk Mas Farid dan FSTVLST.
FSTVLTS yang judulnya "Akulah Ibumu" juga keren.
BalasHapusIya , menurutku malah Akulah Ibumu itu lagu yang paling dalam...hehe
BalasHapuspaling suka sama "jika saja menjadi tiada adalah satu-satunya cara, menggapai sadarnya...."
lagu hal hal ini terjadi yg peling keceh..
BalasHapusFstvlst sairnya semua oke
BalasHapus