15 Juni 2015

Menanam Lagi

Bangun pagi. Hari baru.Sekarang aku belajar untuk berpikir bahwa setiap hari itu adalah hari yang baru. Walaupun kadang kita merasa sama saja dengan hari-hari kemarin. Rutinitas yang kita lakukan masih sama. Tapi kalau kita meresapi hari-hari itu lebih dalam, mungkin kita akan merasakan adanya hal yang beda atau baru. Meskipun hanya sedikit perbedaan atau kebaruan dalam hari yang kita jalani. Sudah selayaknya kita bersyukur atas hari-hari itu. Kita masih bisa merasakan hangatnya matahari. Kita masih bisa bisa menghirup udara. Kita masih bisa beraktifitas kembali. Sarapan bersama keluarga, saling bercanda bahkan kadang saling bertengkar. Kita masih bisa menyapa tetangga. Dan masih banyak hal-hal lain yang bisa kita lakukan setelah kita bangun di pagi hari. Setiap hari adalah hari yang baru. Mari menikmati setiap hembusan nafas kita.

Pagi ini, setelah sedikit aktifitas bersih-bersih. Aku mengajak adikku untuk menanam. Kami ke rumah kakak untuk meminta sedikit bibit yang akan kami tanam di rumah. Beberapa potong bibit Sansivera(lidah mertua) yang menurut banyak ahli tanaman sangat bagus untuk mengurangi polusi,karena tanaman ini lebih banyak menyerap karbondioksida. Dan beberapa potong bunga Euphorbia. Bunga yang aslinya berasal dari Madagaskar-Afrika ini walaupun berduri tetapi terlihat cantik ketika berbunga.

Karena kami tidak memiliki lahan tanah, kami hanya menanamnya di pot. Tanah yang kami pakai pun hanya tanah dari tempat sampah rumah kami, karena kami tidak memiliki tanah lain. Ya,semoga walau ditanam ditanah bekas sampah tanaman itu bisa tetap hidup. Yang penting bagi kami adalah kami sudah berani menanam. Walaupun masih dalam jumlah yang sedikit. Karena masih banyak orang yang hanya mau atau berani menebang pohon, tanpa mau menanam lagi. Semakin banyak hutan-hutan yang rusak. Atau dalam skala kecil saja, banyak kebun-kebun yang mulai penuh dibangun perumahan. Sawah-sawah juga banyak yang hilang digantikan perumahan atau pabrik-pabrik. Tapi jarang sekali ada sebuah gerakan 'membangun hutan' atau 'membangun taman'. Maksudku bukan membangun gedung di hutan atau taman, tapi membangun hutan atau taman dengan lebih banyak menanam tanaman dan merawatnya. Mungkin sudah ada di beberapa kota yang seperti itu. Seperti Bogor dengan Kebun Rayanya. Atau Bandung dengan Maribayanya. Lombok Timur dengan Taman Kota Selongnya. Dan Alhamdulillah Solo juga mempunyai Taman Bale Kambang yang asri.  Semoga saja kelak lebih banyak lagi tempat-tempat seperti itu. Agar udara di kota-kota lebih segar.

Pagi ini, kami menikmati keceriaan menanam. Adikku terlihat senang ketika disuruh menyiram tanaman-tanaman itu. Sesekali dia bertanya "Kapan tanamannya menjadi besar?". Atau "Kapan tanamannya akan berbunga?". "Setiap hari harus disiram ya? Gimana kalau aku nanti lupa menyiram, tanamannya mati gak?". Anak-anak memang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Itulah kegiatan sederhana kami di pagi ini. Pagi yang indah.

euphorbia yang berhasil kami tanam