foto:sidiqbachtiar |
Gelas Kosong dan Kopi Tua
Aku adalah gelas kosong
Bertemu kopi tua di pagi, saat matahari malu-malu memaki hari
Ibu penjual sarapan tersenyum membagi hidup
Matanya redup, karena memasak hidup sejak dini hari tadi
Saat selimut-selimut tebal masih membuai mimpi
Bapak tukang becak menghisap rokok kreteknya dalam-dalam
Seolah menghisap penderitaan sisa tadi malam
Guratan nasib memenuhi wajah tua yang kusut
Ia hembuskan asap ke langit, atap harapannya
Asapnya adalah kebahagiaan yang menguap bersama udara pagi
yang sudah terpolusi angan duniawi
Karyawan supermarket dengan baju putih dan rok hitam
Bertopeng bedak dan lipstik tebal
Kecantikannya rela ia buang demi sebuah polesan
Berjalan tergesa mengejar hidup
Mendaur ulang mimpi setiap hari
Aku masih gelas kosong
Bertemu kopi tua di pagi, saat matahari tak segan memaki hari
Bercengkrama dengan bubuk pahit yang mengenal kehidupan
Sampai pada dasar jiwa-jiwa yang kehilangan rasa
Ia isi ruang kosongku, mengolah rasa yang sejatinya telah ada
Pada lubuk purba setiap jiwa manusia sejak terlahir ke dunia
Adukan demi adukan adalah proses pengikisan kelekatan
Dalam sebuah pelepasan untuk menciptakan aroma kedamaian
Aku hanya gelas kosong
Bersama kopi tua mencerna pagi
Bercengkrama mengendapkan hidup ini
SB
11/Feb/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung. Mari budayakan berkomentar :)