26 Februari 2016

Sajak Buruh





Makan Malam Buruh Pabrikan

Makan malamku adalah kegelisahan
dan segelas air kegetiran
Di dini hari yang penuh kesunyian
Kepalaku bergemuruh penuh pertanyaan
Bagaimana tidak,
Kami kaum buruh terlalu sering disewenang-wenangi tanpa perundingan
Dulu para demonstran yang menagih secuil kesejahteraan ditendang dari perusahaan
Kali ini tunjangan absen ditiadakan, bahkan tanpa pemberitahuan
Para pemuda mengeluh, “jatah uang pulsa kini hilang”
Para bapak mengeluh, “tunjangan absen biasanya untuk bayar listrik, kini tak ada lagi”
Para ibu mengeluh, “uang jajan anakku”

Tak kuat aku sebenarnya mendengar semua itu
Tapi kemana harus mengadu?
Sedang perwakilan buruh pun adalah tangan-tangan perusahaan
Sedang aku pun masih butuh penghidupan

Keluh kesah yang keluar dari mulut-mulut kami sebenarnya adalah keberanian
untuk tetap menjalani peran dalam kehidupan
Semangat-semangat hidup kami sebenarnya adalah rasa syukur yang tanpa diumbar
Rasa syukur yang nyata dalam perbuatan
Meskipun kami tetap hidup di dalam jaring-jaring kapitalis pemodal
Tapi bagiku kesewenang-wenangan tidak bisa mendikte kebahagiaan

Aku akan terus memberontak dalam diri
Karena pemberontakan sejati adalah melawan diri sendiri
Tuhan akan merangkul jiwa-jiwa yang ikhlas menerima kehidupan
dan tetap semangat menjalani peran
Tuhan akan mengganti keikhlasan itu dengan jubah kebaikan
Hanya jiwa-jiwa penuh keyakinan yang akan mendapatkan kebahagiaan

(sajak ini tertulis setelah saya kembali dipertemukan dengan cerita Sisipus)

SB
26/Feb/2016

3 komentar:

  1. Saya menikmati sekali sajaknya.
    Salam kenal dari saya. Saya diperkenalkan sewaktu di kereta oleh seorang perugas kereta Bengawan arah PWS-PSE.

    Sekali lagi salam kenal.
    Sen

    BalasHapus
  2. Saya menikmati sekali sajaknya.
    Salam kenal dari saya. Saya diperkenalkan sewaktu di kereta oleh seorang perugas kereta Bengawan arah PWS-PSE.

    Sekali lagi salam kenal.
    Sen

    BalasHapus
  3. terima kasih berkenan membaca tulisan sederhana saya :-) , salam kenal

    Oh, petugas kereta? Mungkin namanya Pur, dia teman saya, dia sering bercerita dengan saya tentang pengalamannya bertemu banyak orang di kereta

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung. Mari budayakan berkomentar :)